Pengalaman panjangnya di berbagai level kompetisi sepak bola Belanda menjadi nilai tambah besar bagi Timnas Indonesia. Pastoor diharapkan dapat membantu Patrick Kluivert dalam menyusun strategi yang lebih solid serta meningkatkan kualitas permainan skuad Garuda. Dengan fokus pada pengembangan pemain muda dan penerapan taktik modern, perannya di Timnas Indonesia bisa menjadi kunci dalam membawa tim ke level yang lebih tinggi.
Landzaat
Denny Landzaat adalah sosok menarik lainnya yang bergabung sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia, membawa pengalaman luas baik sebagai pemain maupun pelatih. Lahir di Amsterdam pada 6 Mei 1976, Landzaat memiliki darah keturunan Maluku dan dikenal sebagai salah satu gelandang berbakat di masanya. Ia pernah membela klub-klub besar seperti Ajax Amsterdam, AZ Alkmaar, dan Feyenoord. Di level internasional, Landzaat juga pernah memperkuat Timnas Belanda, bahkan tampil di Piala Dunia 2006, menunjukkan kualitasnya sebagai pemain elite.
Baca juga: Jadwal Kualifikasi Piala Dunia: Indonesia bidik poin di Australia
Baca juga: 3000 tiket untuk suporter Bahrain, tapi tidak ada yang beli

Setelah pensiun, Landzaat melanjutkan kariernya di dunia kepelatihan dengan menjadi asisten di berbagai klub dan timnas. Ia memulai kiprahnya di Jong AZ Alkmaar (2014-2017) sebelum kemudian menjadi bagian dari staf kepelatihan Timnas Belanda di bawah Danny Blind pada 2016. Selanjutnya, ia juga pernah bekerja sebagai asisten pelatih di Feyenoord (2018-2019) dan Al-Ittihad di Arab Saudi, memperkaya wawasannya tentang sepak bola di berbagai belahan dunia.
Dengan pengalaman bermain di level tertinggi dan jam terbang melatih di berbagai negara, Landzaat membawa perspektif baru bagi Timnas Indonesia. Keahliannya dalam membina pemain serta pemahamannya tentang sepak bola modern diharapkan mampu membantu skuad Garuda berkembang lebih jauh.
Vanenburg
Gerald Vanenburg menjadi tambahan terbaru dalam jajaran asisten pelatih Timnas Indonesia, membawa segudang pengalaman dan prestasi di level tertinggi sepak bola. Lahir di Utrecht, Belanda, pada 5 Juni 1964, Vanenburg dikenal sebagai bagian dari generasi emas sepak bola Belanda. Ia pernah bersinar bersama Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven, dua klub besar yang membentuk reputasinya sebagai salah satu gelandang terbaik di masanya. Prestasi tertingginya sebagai pemain termasuk menjuarai Liga Champions bersama PSV pada 1988 dan mengangkat trofi Piala Eropa 1988 bersama Timnas Belanda.