Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Rejang Lebong yang membawahi tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu saat ini tengah melakukan verifikasi ulang terhadap penyalur beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah itu.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Rejang Lebong A Musalim Yudha di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan proses penyaluran beras SPHP sempat dihentikan pemerintah pusat pada 28 Maret 2025 guna mendukung penyerapan gabah dan beras yang diprogramkan Presiden Prabowo untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
"Mulai tanggal 15 Juli 2025 kemarin Bulog sudah ditugaskan kembali melakukan penyaluran beras SPHP, di mana untuk penyalurannya dilakukan pengetatan. Saat ini Bulog bersama dengan Satgas Pangan dan Disperindag masing-masing kabupaten sedang melakukan verifikasi ulang," kata dia.
Dia menjelaskan, jumlah penyalur beras SPHP atau mitra Bulog Cabang Rejang Lebong di tiga kabupaten yakni Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong saat ini lebih dari 200 penyalur.
"Kami juga telah melakukan sidak ke pasar. Sidak ini merupakan kunjungan atau monitoring. Untuk mitra-mitra yang masih layak telah kami perintahkan untuk melakukan pengumpulan data ulang ke Bulog terkait syarat sebagai mitra baru," terangnya.
Pada penyaluran beras SPHP ini, menurut dia, nantinya wajib menggunakan aplikasi SPHP sehingga penyebaran beras ini bisa dipantau dan tidak ada lagi pedagang yang nakal.
Pada pembeliannya, kalangan konsumen di tiga kabupaten agar dapat melakukan maksimal dua karung beras seberat 5 kg.
Pada penyaluran SPHP tahun 2025 ini khusus untuk kalangan pedagang yang ada di pasar, koperasi, kemudian kios pangan binaan pemda serta untuk kegiatan gerakan pangan murah.
Menurut dia, harga jual beras SPHP ini kepada para mitra di Gudang Bulog seharga Rp11.300, kemudian harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp13.100 kg. Keberadaan beras SPHP itu sendiri selalu ditunggu-tunggu, karena harganya cukup murah dan kualitasnya cukup baik.
