Simpangampek, Sumbar (ANTARA Bengkulu) - Sebanyak 39 rumah warga di Nagari Aua Kuniang Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar mengalami rusak berat akibat angin puting beliung disertai hujan deras yang terjadi Selasa malam (26/6) hingga Rabu (27/6)
"Lokasi rumah yang paling banyak rusak terdapat di Jorong Padang Tujuah Kecamatan Pasaman. Kondisi rumah yang rusak berat itu adalah atap dan kuda-kuda roboh akibat ditimpa pohon, disertai hujan badai," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Asgiarman didampingi Wadan Pemadam, Afrizal di Simpangampek, Rabu.
Ia mengatakan di antara korban badai puting beliung di Jorong Padang Tujuah adalah rumah milik Zakaria (67), Warna (30), Syafrizal (45), Sion (35), Waldi (29), Izon (35), Reni (31), Ara (57), dan korban rumah lainnya.
Umumnya rumah yang rusak adalah atap yang bobol dan kuda-kuda rumahnya rusak berat. Atap yang terbang dan rusak itu antara setengah kodi sampai tiga kodi.
Ia menjelaskan hingga Rabu (27/6) sore petugas dibantu oleh sejumlah masyarakat masih melakukan pembersihan rumah mereka dari reruntuhan pohon, maupun angin secara bergotong royong. Belum ada laporan kerugian yang pasti namun diperkirakan mencapai puluhan juta.
Lebih jauh dia katakan pada Jorong Padang Tujuah terdapat 30 rumah yang rusak akibat diterjang badai dan pohon yang tumbang.
Jorong Lubuk Landua terdapat empat rumah, Jorong Sukomenanti empat rumah, dan sisanya Jorong Bukik Nilam satu buah rumah.
"Kita mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena hujan badai datang secara tiba-tiba. BPBD akan turun ke lapangan dan mendata kerusakan akibat hujan disertai angin kencang itu," kata dia.
Angin kencang juga terjadi di Jorong Pondok Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie membuat warga panik namun data sementara belum ada kerusakan yang cukup parah.
"Ada sebagian atap rumah warga yang lepas akibat hantaman angin kencang,"kata dia.
Menurut dia akibat hujan badai tersebut membuat warga panik dan takut terjadi pasang naik air laut. Namun, ketika hujan berhenti dan angin sudah tidak ada lagi, warga kembali tenang dan tidak sempat pergi mengungsi.(ant)