Bengkulu (ANTARA) - PT PLN (Persero) membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk memperkuat sistem kelistrikan pulau terluar Indonesia di Provinsi Bengkulu yaitu Pulau Enggano.
"Daya mampu pembangkit yang sebelumnya hanya 880 kW dari 4 unit, kini sudah bertambah menjadi 6 unit dengan kapasitas 1.400 kW," kata Direktur Distribusi PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri, di Bengkulu, Selasa.
Arsyadany menyampaikan tersebut saat rapat koordinasi evaluasi Instruksi Presiden Nomor 12 tentang Normalisasi Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dan pembangunan Pulau Enggano yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Langkah signifikan tindak lanjut dari Inpres Nomor 12 Tahun 2025, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik. bertambah menjadi 6 unit dengan kapasitas 1.400 kW itu artinya cadangan daya meningkat dua kali lipat, dari sebelumnya 183 persen menjadi 344 persen," kata dia lagi.
PLTS di Pulau Enggano targetnya mulai beroperasi pada 2026, dan kehadiran PLTS akan membuat sistem kelistrikan di Enggano menjadi sistem hybrid.
"Kami mengombinasikan tenaga surya dengan penyimpanan energi baterai sehingga pasokan listrik lebih andal, sekaligus sejalan dengan amanat Presiden untuk mendorong energi hijau," kata dia.
Selain penambahan pembangkit, PLN juga melakukan penguatan pembangkit listrik yang telah ada di Pulau Enggano, yakni pembangkit listrik tenaga diesel.
PLN menambah fasilitas penunjang PLTD yaitu menambah tangki bahan bakar minyak. Sebelumnya, kapasitas tangki hanya 94 kiloliter, dan kini menjadi 124 kiloliter. PLN menambah tiga tangki timbun berkapasitas 10 kiloliter.
"Peningkatan ini, hari operasi pembangkit listrik di Pulau Enggano bisa mencapai 95 hari. Insya Allah, pembangunan ini dijadwalkan selesai pada 14 Oktober 2025," ujarnya pula.
