Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia memberikan empat rekomendasi penting yang harus dilakukan Provinsi Bengkulu sebagai upaya akselerasi menuju target nasional ekonomi tumbuh 8 persen tahun ke tahun atau yoy.
"Ekonomi Bengkulu tumbuh menguat di 4,99 persen, cuma masalahnya, apakah kita puas tumbuh di angka itu, sementara kalau kita mau mendorong pendapatan perkapita yang lebih tinggi, masyarakat yang lebih sejahtera memang harus tumbuh lebih tinggi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Wahyu Yuwana Hidayat di Bengkulu, Kamis.
Apalagi, lanjut dia ketika melihat target pemerintah agar daerah bisa bisa tumbuh 8 persen yoy di 2029. Hal itu tentu harus ada langkah terukur agar dapat memenuhi target tersebut dalam rentang waktu 3-4 tahun ke depan
"Banyak ekstra effort yang kemudian harus dilakukan," kata dia.
Empat rekomendasi Bank Indonesia untuk mengakselerasi perekonomian Bengkulu yang pertama, kata Wahyu Yuwana soal kenyamanan iklim investasi berbasis hulu sampai hilir.
"Penting adanya insentif investasi, pengolahan pangan dan orientasi ekspor. Penyederhanaan perizinan dan insentif khusus bagi hilirisasi dan perlu adanya investasi mekanisasi pertanian dan industri," kata dia.
Poin kedua, lanjut Wahyu Yuwana yakni daerah mesti meningkatkan produksi dan hilirisasi sektoral dengan mendorong sektor kreatif, hilirisasi dan efisiensi rantai pasok pangan serta perkebunan, dan peningkatan kapasitas hulu pertanian.
Poin akselerasi ketiga yaitu daerah lewat TPID harus mampu mengoneksikan pendidikan vokasi dengan sektor industri dan jasa. Integrasi dunia pendidikan dengan industri akan mempercepat tumbuhnya iklim industri yang berdaya saing.
Wahyu Yuwana menyebutkan poin penting akselerasi terakhir yakni terkait penguatan dan konsolidasi infrastruktur daerah. Beberapa hal penting yang harus terus diupayakan Bengkulu yakni mendorong terwujudnya kelanjutan pembangunan jalan tol menuju provinsi tetangga dan penyelesaian revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai.
