Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Calon wakil wali kota nomor urut empat, Mirza, menyayangkan tema debat tahap kedua yang digelar KPU Kota Bengkulu pada Rabu malam (9/5), terlalu luas, sehingga kandidat tidak dapat memaparkan visi dan misi secara spesifik.
"Kami berharap di debat ketiga, temannya itu lebih dibuat lebih spesifik, contohnya kebijakan bagaimana menyejahterakan masyarakat atau lebih menjurus pada bentuk program kerja nyata," kata Mirza di Bengkulu, Kamis.
Dengan mempersempit ruang lingkup tema, maka menurut dia, membuat visi dan misi yang diusung para pasangan calon akan tersampaikan lebih detail kepada masyarakat.
"Pada debat ini waktunya kan terbatas sekali hanya satu sampai dua menit, kalau terlalu luas akhirnya, rencana program kerja yang kita rancang menjadi tidak tersampaikan," kata dia.
Pada debat tahap kedua, KPU Kota Bengkulu mengangkat tema "Memperkokoh NKRI dan hubungan pemerintah daerah dengan pusat".
Ketua KPU Kota Bengkulu Darlinsyah mengatakan, pemilihan tema tersebut cukup penting mengingat kondisi masyarakat belakangan ini yang cukup mudah terpecah belah. Berkaca dengan kondisi tersebut tentunya Bengkulu juga membutuhkan pemimpin yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan.
"Dari debat ini kita mencoba mengupas dan menyuguhkan untuk masyarakat mengenai keselarasan visi dan misi kandidat terhadap persatuan NKRI," ujarnya.
Pada 12 Februari 2018 lalu, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada serentak 2018 yakni, nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Ketua DPRD Kota Bengkulu, Erna Sari Dewi yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga, ia bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh parpol PAN, Gerindra dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat yakni wakil wali kota petahana Patriana Sosialinda--Mirza yang diusung Golkar, PDIP dan Hanura.