Begitu kira-kira yang selalu disampaikan warga Bengkulu dan pejabat daerah untuk mendongkrak kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara ke daerah itu.
Objek wisata yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu ini terletak di Kota Bengkulu disebut Pantai Panjang karena terintegrasi sepanjang lebih kurang 528 kilometer.
Pantai ini pun membentang mulai dari selatan (Kabupaten Bengkulu Selatan) hingga ke arah utara (Kabupaten Mukomuko) yang berbatasan dengan wilayah Sumatera Barat.
Wilayah ini sepertinya terkesan terlupakan atau kurang dilirik pengunjung atau investor dalam dan luar negeri karena memang berada di pantai barat pesisir Sumatera.
Kecuali mungkin ketika Bengkulu dilanda gempa tektonik berskala 7,3 Skala Richter (SR) pada 2000 dan kembali terjadi pada 2007 (7,8 SR) menjadi terkenal seketika ke seluruh penjuru dunia, sebab wilayah dengan jumlah penduduk lebih kurang 1,7 juta jiwa ini porak-poranda.
Tapi kini, pascagempa dan mulai setapak demi setapak pembangunan infrastruktur yang berimplikasi terhadap tumbuhnya ekonomi daerah dan masyarakat sekilas mulai terlihat.
Tapi juga sayang atau disayangkan ketika daerah ini mulai mengarah ke sektor pembangunan perekenomian karena didukung dengan kekayaan alam seperti pertambangan (batu bara dan emas), perkebunan kelapa sawit, dan potensi kelautan menjadi terbentur dengan berbagai masalah atau kasuistis.
Misalnya yang lagi "trend" saat ini korup atau korupsi yang menimpa sejumlah pengambil keputusan daerah ini. Gubernur Bengkulu (nonaktif) Agusrin M Najamuddin harus berurusan dengan hukum terkait kasus Dispendagate.
Namanya dalam dua pekan ini mencuat secara nasional atas keluarnya keputusan kasasi Mahkamah Agung (MA) selama empat tahun penjara dan membatalkan vonis bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta.
Itu pun sejumlah kepala dinasnya juga terseret-seret dalam kasus yang sama seperti Kadis Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian yang kini menjadi tersangka dalam kasus dugaan penyelewengan pengadaan traktor tangan miliaran rupiah.
Bupati Kabupaten Seluma Murman Efendi juga kini terpaksa meringkuk di LP Cipinang juga dengan kasus korupsi penyalahgunaan APBD mencapai Rp30 miliar. Ia kini dalam proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Jakarta.
Cerita Pantai Panjang
Namun, penyalahgunaan kekuasaan kalau diulas dan dikait-kaitkan satu sama lain mungkin tiada habisnya. Sebaiknya kembali saja cerita Pantai Panjang yang memiliki kemolekan dan gemuruhnya ombak sesekali menjilat bibir pantai yang kini ramai dikunjungi pengunjung.
Dalam liburan nasional tiga hari ini Sabtu, Minggu, dan Senin) menyambut perayaan pergantian Tahun Baru China atau Imlek semakin memberi nuansa baru bagi masyarakat Bengkulu, termasuk yang datang ke objek wisata ini dari sejumlah daerah misalnya Jambi, Sumatra Selatan, dan Lampung.
Pembangunan infrastruktur baru atau dam pemecah gelombang hampir satu kilometer yang didanai APBN ini menjadi nuansa baru tersendiri bagi pengunjung baik kalangan tua maupun kawula muda untuk bercengkrama di pantai ini.
Betapa tidak pantai yang menjorok ke lautan bebas Samudra Hindia ini dilengkapi tempat duduk santai dan olahraga, sehingga kawasan objek wisata ini kian hari terutama pada hari libur dipadati wisatawan lokal.
Banyak ceritera di kawasan objek wisata ini, misalnya beberapa bulan ada seseorang paruh baya nekat bunuh diri dengan berenang ke tengah laut sehingga sempat merepotkan petugas SAR, warga setempat, dan pengunjung.
Belum lagi kerap memakan korban terutama anak-anak yang hilang saat bermain di pantai, meski akhirnya ditemukan jasadnya tanpa nyawa.
Pemerintah Kota Bengkulu kini telah membuat sejumlah papan merek di sejumlah titik dengan imbauan dilarang mandi di laut.
Keberadaan dam pemecah gelombang pantai panjang ini menjadi nuansa baru untuk berolahraga, menjadi objek pengambilan momen bagi klub fotografer, pecinta sepeda ontel, dan olahraga bersepeda.
Kawasan ini juga dilengkapi sejumlah hotel berbintang, hotel melati, kafe, dan pusat perbelanjaan, sport center, yang membuat pengunjung ke kawasan itu semakin meningkat.
Pengunjung juga menikmati banyak kuliner yang disajikan warga setempat misalnya makanan khas biota laut udang goreng, ikan goreng dan bakar, serta kelapa muda yang dijajakan pedagang kaki lima dan asongan.
"Wah, nikmatnya di sini karena sudah dilengkapi berbagai kebutuhan masyarakat," ungkap Hasbi Amir, yang mengaku dari Jambi.
Seusai berkunjung dalam libur tiga hari ini ia dan keluarganya berjanji akan datang lagi ke pantai panjang ini.
"Saya sewaktu-waktu akan mengajukan cuti biar agak lama di sini," katanya.
Mantan Staf Ahli Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamudin, Lamhir Syam Sinaga mengatakan, pantai itu perlu sentuhan pengelolaan yang profesional misalnya dengan menjaga kelestarian dan kebersihan pantai.
Selain itu juga perlu peranserta aktif masyarakat sekitar untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung.
"Jika itu bisa dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat bahu membahu tidak menutup kemungkinan ikon Bengkulu ini akan mendatangkan keuntungan pendapatan yang cukup besar bagi daerah dan rakyat kecil," kata Sinaga yang juga Dosen Fisipol Universitas Bengkulu ini. (ANT-I016/Z002)