Bengkulu (Antara Bengkulu) - Perbaikan benda cagar budaya Rumah Bung Karno di Kelurahan Anggut, Kota Bengkulu sangat mendesak, sebab sebagian besar bangunan sudah lapuk dimakan usia.
Juru pelihara Rumah Bung Karno, Yaman mengatakan jika dalam tiga tahun tidak ada perbaikan, dikhawatirkan rumah itu akan roboh.
"Kami khawatir karena rumah bersejarah ini terus dipadati pengungjung, sementara sebagian besar kusen sudah keropos," katanya saat ditemui di objek wisata sejarah itu, Jumat.
Yaman mengatakan kunjungan tim Pokja Perlindungan dan Pokja Pemeliharaan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi ke rumah bersejarah itu juga mengakui pentingnya rehabilitasi.
Rumah yang ditempati Bung Karno pada 1938 hingga 1942 itu berdiri sejak 1918.
"Merupakan rumah seorang saudagar keturunan China yang diberikan untuk ditempati Bung Karno," katanya.
Ia mengatakan, renovasi terakhir dilakukan pada 2003 setelah gempa besar berkekuatan 7,3 pada skala Richter mengguncang Bengkulu pada 2000.
Selanjutnya pada 2008 dilakukan perbaikan pada beberapa bagian rumah, setelah Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 7,8 pada skala Richter pada 2007.
"Rumah ini membutuhkan perawatan khusus agar tetap terjaga kelestariannya," tambahnya.
Yaman mengatakan BP3 Jambi selaku pemangku peninggalan sejarah itu sudah membahas masalah anggaran perbaikan namun belum ada kepastikan apakah tahun ini akan direhab.
Ia juga mengatakan perbaikan sangat mendesak karena material bangunan 90 persen masih asli dan sudah rapuh dimakan usia, terutama material kayu 70 persen sudah layak diganti.
Bagian yang perlu direnovasi adalah atap, sebab sebagian sudah bocor sehingga mempercepat kerusakan bangunan tersebut.
Jika hujan kata dia, atap yang bocor menyebabkan beberapa ruangan tergenang air. Hal ini dikhawatirkan juga akan merusak benda-benda yang ada di dalam rumah itu.
Buku-buku yang dibaca Bung Karno saat menjalani pengasingan masih ada di dalam satu rak buku. Terdapat sebanyak 336 eksemplar yang hanya bisa dilihat tapi tidak bisa dipegang oleh para pengunjung.
Buku-buku tua itu kata dia juga perlu perawatan khusus sebab rawan dimakan rayap.
Benda-benda bersejarah lainnya seperti sepeda ontel, tempat tidur serta sejumlah kostum yang dipakai oleh tim sandiwara "monte carlo" besukan Bung Karno masih ada di rumah itu.
"Benda-benda ini menjadi salah satu daya tarik wisata dan sebagai pengetahuan bagi pengunjung," katanya.
Tingkat kunjungan wisatawan ke rumah itu menurutnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Terutama di musim libur sekolah dan hari besar keagamaan, rumah pengasingan Bung Karno selalu ramai dikunjungi masyarakat. (Antara)