Bengkulu (Antara Bengkulu) - Ratusan anggota Satpol PP provinsi dan Kota Bengkulu membongkar puluhan warung remang-remang di kawasan wisata Pantai Panjang, Sabtu, sore.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Kemas Zaini mengatakan sasaran pembongkaran adalah warung-warung penjual minuman keras dan penyedia jasa seksual.
"Menjelang bulan suci Ramadhan, kami menertibkan penjual minuman keras dan penyedia jasa seksual," katanya disela-sela pembongkaran.
Menurutnya, operasi warung-warung tersebut dapat mengganggu kenyamanan bagi umat Muslim untuk menjalankan ibadah puasa.
Selain itu, operasi warung tersebut juga berpotensi menimbulkan aksi kejahatan lainnya yang tidak diharapkan.
Sebanyak 29 warung remang-remang di kawasan Pantai Panjang dibongkar Anggota Satpol PP tanpa perlawanan dari pemilik warung.
Zaini mengatakan sebelum pembongkaran, ia sudah melakukan patroli dengan menggunakan pakaian sipil di lokasi tersebut.
"Ternyata saat malam banyak wanita yang menjual jasa seks dengan dentuman musik yang memekakkan telinga," katanya.
Sebelum pembongkaran kata dia, sudah diberikan peringatan atau pemberitahuan kepada para pemilik warung melalui surat resmi.
"Kami tidak asal bongkar saja, tapi sudah melalui surat pemberitahuan dan bahkan sudah berkali-kali kami sampaikan kepada para pedagang tersebut untuk mengemasi barang-barangnya, sebelum adanya pembongkaran," katanya menerangkan.
Ia mengatakan, Dinas Pariwisata sama sekali tidak mengeluarkan izin dan memungut restribusi dari pedagang yang warungnya dibongkar tersebut.
Ketua Perkumpulan Pedagang Pantai Panjang Bengkulu (P4B) Sasminta membenarkan jika dari Dinas Pariwisata Kota Bengkulu sudah memberikan surat peringatan dan pemberitahuan akan adanya pembongkaran tersebut.
"Kami sudah diberitahu dan kami juga sudah memberitahukan kepada pedagang tentang pembongkaran ini," katanya.
Menurutnya, warung yang dibongkar tersebut memang menjual dan menjajakan minuman keras dan mulai meresahkan masyarakat.
Sementara sejumlah pemilik warung mengeluhkan pembokaran yang terkesan mendadak tersebut.
"Kami dapat surat soal pembongkaran pagi tadi pukul 09.00 WIB lalu kapan lagi mau memberesi barang," kata pemilik warung, Neli.
Sementara Ita (35) pemilik warung lainnya mengatakan sangat dirugikan akibat pembongkaran tersebut, padahal ia sudah menjelaskan bahwa hanya menjual bensin dan makanan ringan. (Antara)
