Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyatakan kenaikan harga sejumlah barang dan jasa di Kota Bengkulu selama November 2013 mengakibatkan terjadi inflasi sebesar 0,02 persen.
"Kota Bengkulu mengalami inflasi 0,02 persen atau lebih kecil daripada inflasi pada bulan Oktober sebesar 0,31 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Dody Herlando, Senin.
Ia mengatakan bahwa inflasi pada bulan November 2013 diakibatkan naiknya indeks harga konsumen pada tiga kelompok.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,78 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,00 persen.
"Yang menyumbang deflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,84 persen dan kelompok sandang sebesar 0,11 persen," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa komoditas penyumbang inflasi di Bengkulu, yakni kenaikan harga beras, sewa rumah, bayam, bawang merah, makanan ringan, besi beton, mi kering, dan susu bubuk.
Komoditas penyumbang deflasi, antara lain turunnya harga daging ayam ras, jengkol, minyak goreng, cabai merah, tahu mentah, buncis, telur ayam ras, ikan teri, dan gula pasir.
Prediksi inflasi atau naiknya harga barang dan jasa pada bulan Desember 2013, kata dia, akan lebih tinggi.
"Sudah menjadi tren tutup tahun masyarakat banyak melakukan perayaan, terutama pada Desember adalah Natal," ujarnya.
Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari--November) 2013 sebesar 9,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 10,19 persen.
Dody menambahkan, dari 66 kota IHK, 38 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Maumere, yakni sebesar 1,54 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Mataram dan Sibolga sebesar 0,03 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Sorong, yakni sebesar 1,29 persen yang disebabkan oleh tingginya harga komoditas pertanian.
BPS: Kota Bengkulu alami inflasi 0,02 persen
Selasa, 3 Desember 2013 2:18 WIB 2698