Bengkulu (Antara) - Kepala Badan Lingkungan Hidup, Provinsi Bengkulu, Iskandar ZO mengatakan, daerah itu membutuhkan dana untuk mengolah gas metan dari sampah menjadi sumber energi.
"Daerah lain sudah mulai mengembangkan pengelolaan sampah yang ada di tempat pembuangan akhir menjadi sumber energi, baik biogas atau bioelektrik," katanya di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan, potensi pengolahan gas metan yang dibuang ke udara, menjadi salah satu rencana aksi pengurangan gas rumah kaca di Bengkulu.
Namun, teknologi dan ketersediaan dana yang minim membuat pemerintah daerah membuka ruang bagi pihak swasta untuk mengembangkan potensi energi.
"Kami membuka kesempatan bagi lembaga nonpemerintah untuk membantu, termasuk anggaran dana dari Kementerian Lingkungan Hidup juga sudah kami usulkan," ujarnya.
Saat ini, kata dia, terdapat enam kabupaten dan kota yang sudah memiliki tempat pembuangan akhir sampah.
Sampah yang ada di TPA tersebut menghasilkan gas metan yang membahayakan bagi lingkungan.
"Bila diolah menjadi biogas dan bioelektrik akan mengurangi emisi atau gas karbon," ucapnya.
Sementara di empat kabupaten, Badan Lingkungan Hidup masih berupaya membangun, sehingga seluruh daerah memiliki TPA.
Iskandar menambahkan, saat ini di Provinsi Bengkulu, pengembangan biogas dan bioelektrik baru dihasilkan dari kotoran ternak sapi.
Padahal potensi energi dari gas metan yang ada di enam TPA di daerah itu dapat menghasilkan energi listrik hingga 30.000 watt.
Sebelumnya, Ketua Tim Percepatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Badan Lingkungan Hidup Bengkulu Gunggung Senoaji bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu rencana aksi daerah untuk penurunan emisi gas karbon Bengkulu.
"Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menimbulkan emisi gas karbon dan pencemaran lingkungan," katanya.
Terkait produksi sampah, Kota Bengkulu produsen sampah terbesar dari sembilan kabupaten lainnya yakni mencapai 156 ton per hari.
Sementara Kabupaten Kepahiang menghasilkan sampah 25,5 ton, Rejanglebong 61,5 ton, Lebong 35 ton dan Bengkulu Utara 24 ton dan Bengkulu Selatan memproduksi sampah 22,5 ton per hari.***3***
BLH: Bengkulu butuh dana pengolahan gas metan
Rabu, 26 Maret 2014 15:26 WIB 48713