Melindungi macan tutul dari ancaman kepunahan di Meru Betiri
Selasa, 28 Maret 2023 15:56 WIB 4435
Sedangkan untuk perburuan satwa liar pada tahun 2020 sebanyak dua kasus, tahun 2021 sebanyak 2 kasus, dan mengalami peningkatan pada tahun 2022 sebanyak 7 kasus.
Untuk itu, perlu melakukan kerja sama yang masif kepada masyarakat di sekitar penyangga hutan agar mereka ikut terlibat menjaga kawasan konservasi beserta sejumlah satwa liar yang dilindungi agar populasi satwa langka tidak terancam punah.
Pemasangan kamera trap
Koordinator Pemantauan Macan Tutul di TN Meru, Nur Kholiq, mengatakan pemasangan kamera pengintai atau trap yang menggunakan metode representatif untuk memantau satwa langka macan tutul Jawa mulai dilakukan sejak tahun 2017.
Namun, sebelumnya juga pernah dilakukan pemasangan kamera trap pada tahun 1994 dengan melakukan kerja sama WWF dan mitra lainnya untuk menelusuri keberadaan harimau jawa yang dinyatakan punah tersebut, kemudian pada tahun 2001 juga dipasang kamera trap sebanyak 18 unit.
Pemasangan kamera pengintai oleh TN Meru Betiri tersebut menggunakan metode representatif dengan sistem grid dalam desain site monitoring. Dengan demikian dapat menghasilkan data yang relevan dan reliabel untuk analisis ukuran dan populasi macan tutul jawa.
Sebanyak 80 unit kamera trap dipasang di 40 stasiun grid cell berukuran 2 x 2 kilometer. Dengan cakupan pemantauan seluas itu diharapkan populasi satwa karnivora besar tersebut dapat terpantau dengan baik. Yang didata hanya macan tutul dewasa meskipun dalam kamera trap beberapa kali juga terekam anak macan tutul yang mengikuti induknya.
Ia menjelaskan kegiatan monitoring macan tutul dengan menggunakan kamera trap bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang populasi karnivora besar di kawasan TN Meru Betiri sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kondisi populasi dan habitat karnivora besar serta satwa mangsanya.
Pemantauan populasi macan tutul dengan menggunakan kamera trap dilakukan 3 tahun sekali. Namun, monitoring satwa tersebut tetap dilakukan setiap tahun dengan menggunakan kamera trap untuk menelusuri perilaku satwa langka tersebut dan meminimalisasi perburuan satwa liar.
Macan tutul jawa yang populasi tinggal sedikit itu terancam punah jika perambahan hutan kian luas dan masyarakat abai menjaga ekosistem hutan.
Dalam berbagai kasus kepunahan flora dan fauna langka, keserakahan manusia menjadi penyebab utama yang terbantahkan.
Fauna dan flora langka di Taman Nasional Meru Betiri hanya bisa diselamatkan ketika "virus" bernama keserakahan itu bisa dilumpuhkan.