Semarang (ANTARA) - Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak di seluruh Indonesia.
Tak terkecuali Martinus Irimot (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanah Merah, Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan. Pelajar ini sangat antusias selama mengikuti rangkaian peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2023 di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hari Anak Nasional tahun ini mengusung tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" dengan tagline #BeraniKarenaPeduli. Penyelenggaraan Hari Anak Nasional adalah sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Martinus Irimot melangkah penuh percaya diri ke ruangan klaster 5 di Asrama BPSDMD Jawa Tengah.
Di ruangan tersebut, Martinus mendengarkan dengan seksama materi yang disajikan oleh pemateri acara Forum Anak Nasional.
Martinus Irimot bukan remaja biasa. Sebelum tergabung dalam Forum Anak Daerah pada tahun ini, dia telah aktif tergabung ke dalam kelompok masyarakat peduli sampah di Boven Digoel sejak di bangku kelas 5 sekolah dasar, yakni pada Januari 2022.
Hatinya terketuk untuk turut serta menjadi pemungut sampah secara sukarela saat melihat teman-temannya satu kompleks Perumahan Ambonggo yang sudah lebih dulu bergabung ke Komunitas Anak-anak Ambonggo Peduli Sampah.
Setiap sore hari, setelah pulang sekolah, makan dan beristirahat, Martinus Irimot dan teman-temannya berkeliling menggunakan motor roda tiga dengan bak untuk membersihkan kota dari sampah-sampah yang berserakan.
Jumlah anggota komunitas kini mencapai 108 anak. Mereka ada yang masih usia TK, SD, SMP, SMA, bahkan hingga anak kuliahan.
Saat melakukan pembersihan lingkungan, anggota komunitas yang usianya lebih tua tidak jarang ikut masuk ke selokan-selokan guna memunguti sampah-sampah yang memenuhi selokan.
Sampah-sampah yang masih basah itu dipunguti dan dikarungi, kemudian dibawa ke tempat pembuangan sampah.
Keberadaan sampah memang berpotensi menimbulkan penyakit, sehingga penanganan sampah yang tidak baik bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Meskipun setelah tiga tahun gerakan komunitas ini berjalan, masalah sampah di Boven Digoel belum teratasi sepenuhnya, namun mulai ada secercah harapan.
Martinus Irimot menuturkan aksi peduli sampah ini pelan-pelan membuat perubahan dimana masyarakat sekitar kini tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Setidaknya, ketika masyarakat melihat anak muda memungut sampah, mereka menjadi enggan untuk membuang sampah sembarangan lagi.
Selain memiliki kepedulian terhadap lingkungan, remaja ini juga berprestasi di sekolahnya.
Tercatat Martinus Irimot meraih rangking 4 saat duduk di kelas 5 dan kelas 6 SD. Rangking 4 yang diraihnya bukan untuk satu kelas, melainkan untuk satu rayon. Satu rayon ini terdiri dari enam sekolah.
Saat melakukan perannya menjaga lingkungan bebas dari sampah, Martinus kerap menjawab pertanyaan orang-orang dinas maupun pihak lainnya yang datang ke basecamp Komunitas Anak-anak Ambonggo Peduli Sampah, mengenai seputar sampah maupun topik lain.
Hal ini pun menjadi perhatian Damaskus Kakerok, ketua sekaligus pendiri Komunitas Anak-anak Ambonggo Peduli Sampah.
Sehingga ketika Dinas Sosial Provinsi Papua Selatan meminta Damaskus Kakerok memilih kandidat anak untuk bergabung menjadi anggota Forum Anak Daerah, dipilih-lah Martinus Irimot.
Sesi wawancara di Merauke pun mampu dilalui Martinus dengan mulus, sehingga akhirnya dia lolos menjadi anggota Forum Anak Daerah.
Martinus sangat senang saat dia terpilih mewakili provinsinya untuk menghadiri rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2023, termasuk acara Forum Anak Nasional 2023 di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (20/7) hingga Senin (24/7).
Indonesia Emas 2045
Kepedulian dan aksi peduli sampah yang dilakukan Martinus merupakan salah satu praktik baik yang menginspirasi dan patut diteladani.
Menilik kisah peduli sampah remaja Papua Selatan di Hari Anak Nasional
Minggu, 23 Juli 2023 8:50 WIB 1027