Menlu Retno menegaskan bahwa upaya untuk membantu mewujudkan perdamaian di Myanmar melalui dialog inklusif merupakan upaya yang sangat kompleks.
Untuk itu perlu kehati-hatian dalam melakukannya agar tidak melegitimasi pihak manapun yang mengklaim posisinya di Myanmar.
"(Ini) tidak mudah sama sekali," kata Menlu Retno.
Pendekatan yang dilakukan selama ini, menurut Menlu, hanya sebuah sarana dan yang terpenting adalah bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong dialog di antara pihak-pihak di Myanmar.
Baca juga: ASEAN apresiasi Indonesia intensif libatkan semua pihak di Myanmar
Menlu Retno menekankan bahwa dialog akan membuka jalan bagi terciptanya solusi politik, dan hanya solusi politik yang dapat menciptakan perdamaian yang tahan lama.
Sayangnya, aksi kekerasan masih terus berlanjut dan meningkat di Myanmar.
Karena itulah, Indonesia mengecam keras penggunaan aksi kekuatan dan kekerasan di Myanmar dan mendesak semua pemangku kepentingan untuk juga mengecam aksi kekerasan tersebut sebagai langkah penting untuk membangun kepercayaan.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI untuk Kawasan Ngurah Swajaya juga mengatakan di sela-sela AMM Ke-56 di Jakarta pada Jumat (14/7) bahwa Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi senyap guna membantu menangani isu Myanmar dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN.
“Pendekatan yang kita lakukan benar-benar untuk membangun kepercayaan, menyatukan semua pemangku kepentingan untuk bertemu,” demikian katanya.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam keketuaannya di ASEAN tahun ini, diharapkan dialog inklusif antara seluruh elemen di Myanmar dapat benar-benar terwujud sehingga membuahkan perdamaian seperti yang diharapkan.