JAKARTA (ANTARA) - Bukan kerabat, bukan pula saudara. Bukan teman, apalagi sahabat. Bukan gebetan, pun bukan pacar. Tapi dipikirkan siang malam, segala tentangnya dicari tahu dari berbagai lini masa. Mengikuti perjalanan karier hingga menguntit kehidupan pribadinya, padahal bukan siapa-siapanya dia, kecuali hanya sebatas penggemar. Kalian kenapa?
Punya rasa suka kepada idola dalam kadar wajar tentu bukan masalah. Tetapi memujanya secara berlebihan, hingga mengorbankan banyak hal dalam kehidupan pribadi, pasti menimbulkan implikasi. Jangan sampai kegilaan pada idola, _yang padahal dia belum tentu kenal dengan kita_, mengarah pada hubungan parasosial, romantisme semu sampai halu, sebagai indikasi gangguan kejiwaan.
Baca juga: Puteri Indonesia hingga artis tampil memukau saat Grand Carnival JFC
Baca juga: Guru gunduli siswi dan tugas guru BK
Komika Kiky Saputri, pada medio Maret lalu, menjadi bulan-bulanan penggemar BLACKPINK (Blink) hanya karena memberi komentar tentang penampilan Jennie, anggota grup K-pop itu, yang dinilainya terlihat capek dan malas dalam konser di Jakarta. Sontak Blink menyerang Kiky melalui media sosial, dengan beragam umpatan, perundungan fisik, sampai komentar kasar yang cenderung liar.
Sebelumnya, perseteruan di dunia virtual gara-gara membela idola juga sempat menghebohkan. Pertengkaran massal secara daring itu bermula ketika warganet bernama Safa dianggap menghina anggota NCT Dream. Tak terima, penggemar pun membuat forum Space bertajuk "Safa Space" sebagai tempat diskusi kedua pihak. Setelah forum digelar, rekaman isi diskusi dalam Space tersebar hingga menjadi topik perbincangan di media sosial yang kini berlogo X itu.
Baca juga: Jisoo BLACKPINK & Ahn Bo-hyun dikonfirmasi berpacaran
Baca juga: Mengungkap strategi POCO menjadi merek berpengaruh di pasar ponsel
Kisah Kiky dan Safa hanyalah sedikit contoh dari banyaknya kasus “peperangan” yang tersulut oleh sebab fanatisme akut terhadap idola. Sikap membabi buta dalam memuja dan membela idola kemudian dikenal dengan istilah Celebrity Worship Syndrome (CWS) atau sindrom pemujaan selebritas.
Setidaknya ada tiga jenis atau kondisi seseorang yang tidak bisa “diganggu” atau anda akan mendapat masalah besar. Mereka adalah orang gila, orang yang sedang jatuh cinta, dan orang fanatik. Mengapa orang bisa sedemikian fanatik, padahal idola yang dibelanya kemungkinan besar tidak mengenal si penggemar secara personal.
Richard Wohl, dari Komite Pembangunan Manusia, bersama Donald Horton dari Departemen Sosiologi Universitas Chicago, pertama kali memperkenalkan konsep mengenai hubungan parasosial itu pada 1950-an.