"Kami prediksi hujan akan terjadi pada Oktober, sebab pada awal November telah memasuki musim hujan," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar, di Kota Bengkulu, Minggu.
Ia menyebutkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Bengkulu dan Indonesia, sebab terdapat pergerakan awan hujan bergerak dari wilayah barat Sumatera menuju Pulau Jawa dan Nusa Tenggara. Selain itu terdapat transisi dari musim kemarau kering ke musim hujan.
Untuk wilayah yang terjadi hujan, lanjutnya, akan dimulai dari daerah pegunungan ke daerah dataran rendah seperti Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu.
Kemudian untuk puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari - Februari 2024 dan awal musim hujan ditandai dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia.
Sebelumnya BMKG Bengkulu menjelaskan kabut pagi yang terjadi di sejumlah wilayah beberapa waktu terakhir disebabkan karena masa udara di permukaan belum mengalami penguapan.
Kemudian penguapan atau masa udara naik ke atas terjadi pada siang hari dan hal tersebut bisa terjadi karena partikel basah atau uap air, dan bisa disebabkan juga karena partikel kering alias asap tergantung dengan kondisi di sekitar.
"Kabut pagi yang terjadi di sejumlah wilayah Bengkulu disebabkan karena masa udara di permukaan belum mengalami penguapan atau udara masih stabil," kata Anang.
Dengan adanya uap air yg cukup banyak, kata dia, membuat pertumbuhan awan semakin besar sehingga peluang hujan di wilayah Provinsi Bengkulu cukup besar.