Menurut Dr Lucy Chambers, peneliti diabetes UK yang dilansir dari laman dailmail.co.uk, mengatakan diet sehat saja tidak akan menangkal peningkatan resiko diabetes tipe 2 jika masih kekurangan jam tidur.
Menurut dia, nutrisi, olahraga dan tidur adalah suatu komponen penting dari kesehatan yang baik.
Diabetes tipe 2 terjadi apabila tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau insulin yang dibuatnya tidak bekerja dengan benar. Selain itu, hal buruk lainnya ketika tubuh memiliki kadar gula darah yang tinggi dari waktu ke waktu maka akan meyebabkan serangan jantung dan stroke.
Baca juga: Atur napas cara praktis atasi "distress"
Baca juga: Pembangunan rumah sakit pratama di Mukomuko capai 97 persen
Berbagai gejala kondisi yang didiagnosis dengan tes darah, termasuk kelelahan, rasa haus, dan sering buang air kecil, tetapi ada juga yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut.
Terlebih lagi penyakit ini dapat menyebabkan masalah yang lebih serius dengan saraf, penglihatan, bahkan hingga ke organ tubuh seperti jantung.
Perawatan untuk diabetes tipe 2 biasanya melibatkan perubahan pola makan dan gaya hidup seseorang, tetapi bagi kasus yang lebih serius mungkin memerlukan pengobatan lanjutan.
Untuk itu, Dr Chambers menyarankan sejumlah durasi tidur pada setiap kelompok usia agar terhindar dari diabetes melitus, yaitu sebagai berikut:
- Prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam
- Usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam
- Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam
- Dewasa muda (18-25): 7-9 jam
- Dewasa (26-64): 7-9 jam
- Orang dewasa yang lebih tua (65 atau lebih): 7-8 jam
Sementara itu, terdapat sejumlah saran agar seseorang dapat meningkatkan kualitas tidur, di antaranya sebagai berikut:
1. Batasi penggunaan gadget satu jam sebelum tidur
Ponsel, laptop, dan televisi memancarkan cahaya biru, yang mengirim sinyal ke otak sehingga menyebabkan ketergantungan atau kencanduan. Pengurangan durasi menggunakan gadget sangat disarankan bagi seseorang agar dapat tidur dengan nyenyak dan berkualitas.