"Intinya kami menyarankan tidak ada tindakan, baik oleh masyarakat atau siapa pun yang membuat satwa dilindungi mati, seperti setahun yang lalu dipancing, akhirnya mati," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Said Jauhari.
Menurut dia, paling tidak, kalau masyarakat atau siapapun, mau melakukan penyelamatan satwa di air, boleh saja, tetapi tidak membuat satwa itu mati.
"Masyarakat bisa menggunakan kearifan lokal maupun menggunakan pawang, atau pasang perangkap di sungai, kemudian kami evakuasi atau dipindahkan," ujarnya.
Baca juga: BKSDA Bengkulu turunkan tim tangani konflik buaya-manusia
Selain itu, BKSDA akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi buaya yang memangsa warga Desa Tanah Harapan di Sungai Selagan.
Kepala Resor KSDA Kabupaten Mukomuko Damin mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak kecamatan dan desa terkait penanganan buaya di Sungai Selagan.
"Kami akan melakukan upaya evakuasi buaya bermasalah tersebut, namun posisi ketersediaan peralatan atau alat perangkap belum memadai. Kini, masih dalam persiapan alat perangkap," katanya.
Terkait alat perangkap buaya, katanya, kalau koordinasi terakhir dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BKSDA Bengkulu, DLH akan mengupayakan alat perangkapnya.
"Butuh waktu untuk menyiapkan alat perangkap, kami harap secepatnya. Bagi kami, penanganan konflik buaya dengan manusia ini merupakan masalah baru," ujarnya.
Baca juga: Bupati Mukomuko minta bantuan provinsi atasi serangan buaya
Selama ini, BKSDA menangani konflik beruang dan harimau, sehingga sudah tersedia alat perangkapnya. Untuk menangani masalah budaya, lokasinya berbeda, yakni di air.
Damin mengemukakan, masalah lainnya, setelah buaya ditangkap, pihaknya belum tahu satwa tersebut akan dipindahkan kemana.
Beberapa kebun binatang, pemelihara satwa, dan lembaga konservasi umum lainnya, tidak ada yang kekurangan koleksi buaya.
Karena itu, yang bisa dilakukan oleh BKSDA adalah memasang papan peringatan "waspada buaya" di sepanjang Sungai Selagan untuk pengingat warga.
Selain dari BKSDA, pemasangan papan peringatan juga dilakukan oleh kepolisian sektor setempat.
Membuat perangkap
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko menyatakan siap membantu BKSDA untuk membuat alat khusus perangkap buaya di Sungai Selagan.