Organisasi luar pertama yang ikut bekerja sama dalam misi Chang'e-6 adalah Badan Antariksa Eropa (European Space Agency atau ESA) dengan instrumen Negatif Ions at the Lunar Surface" (NILS).
NILS sendiri ditujukan untuk menguji permodelan ion negatif di permukaan bulan.
"Bulan tidak memiliki medan magnet, ketika angin matahari mengenai bulan sehingga menghamburkan partikel-partikel di permukaan bulan, teori kami adalah akan ada ion negatif yang dikeluarkan karena angin matahari di permukaan bulan itu," kata Manajer Proyek NILS Neil Melville di Haiko, Provinsi Hainan, China, pada Jumat (3/5).
Jika ada ion negatif di permukaan bulan, maka artinya ia dapat mengukur oksigen, hidrogen, rasio, masa hidup serta membuat karakter lingkungan di bulan.
"Dan bahkan jika kita tidak menemukan ion negatif itu, mak tetap akan memberi kami informasi soal permukaan bulan, plasma, ion, jenis material apa yang ada di sana," ungkap Neil.
Pada akhirnya, bila manusia dapat pergi ke bulan dengan mesin yang lebih kompleks dan ingin tinggal di bulan maka pemahaman soal lingkungan bulan sangatlah penting.
"Menurut saya eksplorasi luar angkasa mendorong kita untuk sama-sama mengakui bahwa bumi hanyalah satu dan manusia juga adalah satu spesies yang menjadi satu kesatuan, saat ini kita melanjutkan perjalanan yang masih di tahap wal untuk mengeksplorasi alam semesta, kita perlu berkolaborasi," tambah Neil.
Organisasi lain yang ikut bekerja sama adalah "Institut De Recherche en Astrophysique et Planetologie" (IRAP) dari Prancis dengan instrumen "Detection of Outgassing RadoN" (DORN) yaitu instrumen pendeteksi isotop rodon di permukaan bulan.
"Instrumen ini telah kami kembangkan selama empat tahun terakhir sebagai instrumen untuk mengukur gas radioaktif yang bernama radon yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi atmosfer tipis yang mengelilingi bulan," kata Kepala Proyek DORN Pierre-Yves Meslin.
Kegunaan lain DORN adalah untuk mengetahui bagaimana gas berpindah dari sisi tengah bulan ke kutubnya karena di kutub bulan ada semacam es beku yang belum diketahui sejarah pembentukannya, sehingga gas radon berguna untuk mengetahui karakter permukaan bulan dan bagaimana partikel-partikel bermigrasi di permukaan bulan maupun untuk memahami debu isotop di bulan.
Meslin menyebut misi Chang'e-6 adakan kerja sama pertama antara China dan Prancis untuk mengirimkan instrumen keluar bumi. Ia juga mengaku terkesan dengan kerja cepat China dalam bidang antariksa khususnya penjelajahan bulan.
"Sangat mengesankan bagi kami bahwa mereka bisa melakukan hal itu dan sebenarnya itu masih menjadi sebuah misteri bagi kami bagaimana China mampu mengembangkan program yang begitu ambisius dan sukses dalam waktu yang singkat tanpa kegagalan apa pun, jadi ya, kami terkesan dengan kemajuan yang sangat cepat ini," ungkap Meslin.
Masih ada juga kerja sama dengan Badan Fisika Nuklir Italia (National Institute for Nuclear Physics atau INFN) untuk menyediakan reflektor laser saat pendaratan (Instrument for landing - Roving laser Retroreflector Investigations) serta satelit kecil dari Badan Antariksa Pakistan bernama ICUBE-Q Cubesat yang membawa kamera optik ganda untuk memotret permukaan bulan.
Meski misi antariksa rumit, China sudah membuat rencana melanjutkan misi penjelajahan bulan menggunakan wahana Chang'e-7 untuk mengeksplorasi kutub selatan bulan dan mencari sumber air di bulan dengan rencana diluncurkan pada 2026.
Sedangkan misi Chang'e-8 akan diluncurkan pada 2028 dan melanjutkan misi Chang'e-7 untuk membangun mode dasar stasiun penelitian di kutub selatan bulan termasuk mendirikan berbagai instrument eksplorasi seperti wahana pengorbit (orbiter), wahana pendarat (lander), wahana penjelajah (rover), dan wahana terbang mini (mini-flying probe).
Melihat perkembangan tersebut, baik Dewi Chang'e maupun misi Chang'e tampak masih akan terus disambut dan dinantikan oleh masyarakat China maupun dunia.