Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Kelompok Tani Air Meles Bawah (AMB) Farm Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah mengembangkan usaha pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan limbah kulit kopi dan kotoran hewan yang ada di wilayah itu.
Ketua Kelompok Tani AMB Farm Suratman saat ditemui dilokasi pengolahan kompos di Desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur, Selasa, mengatakan usaha yang ditekuninya bersama dengan sembilan orang petani lainnya itu baru dijalankan enam bulan belakangan dengan produksi mencapai 600 karung.
"Modal awalnya dibantu oleh Desa Air Meles Bawah dalam program ketahanan pangan, kemudian kami kelola dan saat ini mulai berkembang. Pada trip pertama penjualan kemarin sudah ada 600 karung berhasil kami produksi," kata dia.
Dia menjelaskan, usaha pembuatan pupuk kompos yang ditekuni Koptan AMB Farm ini dengan memanfaatkan limbah kulit kopi yang banyak terdapat di wilayah itu, kemudian sekam padi serta kotoran hewan baik sapi maupun kotoran kambing.
Untuk proses pembuatan pupuk kompos itu sendiri, kata dia, setidaknya membutuhkan waktu selama satu bulan. Tahap pertama ialah proses pencampuran semua bahan dan seterusnya didiamkan atau peram selama 21 hari dan sembilan hari selanjutnya ialah proses pengeringan dan pencacahan.
Pupuk kompos yang dihasilkan kelompok ini setelah jadi halus seperti tanah, kemudian mereka kemas ke dalam karung ukuran 50 kg dan siap dipasarkan, dengan harga jual Rp25.000 per karung.
Menurut Suratman usaha yang ditekuni oleh kelompok yang beralamat di Dusun 5 Desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur ini masih mandiri dan belum mendapatkan penyuluhan maupun bantuan dari Pemkab Rejang Lebong bersama instansi terkait lainnya.
"Sebelumnya kami pernah belajar dari komunitas Kohe Embek Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, juga dapat ilmu dari warga Desa Air Meles Bawah yang pernah membikin usaha ini. Saat ini yang kami butuhkan adalah mesin pencacah atau cultivator, kalau sekarang kami masih sewa," terangnya.
Penggunaan pupuk kompos yang diproduksi oleh Koptan AMB Farm itu sendiri tambah dia, dalam rangka membantu pemerintah memenuhi kebutuhan pupuk khususnya organik yang dapat menjaga kelestarian dan tidak berdampak pada lingkungan.
Sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rejang Lebong M Budianto menyebutkan di wilayah itu sudah ada beberapa Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang memanfaatkan sampah organik yang dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara atau TPS untuk diolah menjadi pupuk kompos dan budidaya maggot.
"Saat ini sudah ada yang membuka usaha pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik di TPS di antaranya di Simpang Bukit, kemudian di Air Meles Bawas dan juga di Desa Belitar Seberang," ujar Budianto.