IIL adalah kuliah umum yang disampaikan oleh inovator atau periset yang telah berhasil melakukan komersialisasi dari inovasi hasil riset.
"IIL diselenggarakan untuk menciptakan ekosistem riset dan inovasi yang memiliki dampak secara ekonomi untuk masyarakat dan menjadi contoh bagi setiap insan teknologi," kata Deputi Bidang SDM Iptek BRIN, Edy Giri Rachman Putra melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: BRIN-Universitas Bengkulu perkuat ekosistem riset daerah
Baca juga: BRIN-Universitas Bengkulu perkuat ekosistem riset daerah
Edy mengatakan penganugerahan IIL diselenggarakan bagi para pihak yang terkait serta terlibat pada inovasi dan penerapan teknologi.
Ia menekankan BRIN ingin mewujudkan sumber daya manusia Indonesia unggul yang mampu menguasai, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui inovasi.
Pihaknya turut mendorong masyarakat untuk ikut serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"IIL merupakan salah satu kegiatan apresiasi talenta yang dilakukan sebagai implementasi Manajemen Talenta Nasional (MTN) bidang riset dan inovasi," ujarnya.
IIL, kata Edy, mendorong pembangunan ekosistem kondusif bagi perkembangan iptek dan inovasi di masyarakat, serta mendorong anak bangsa menghasilkan karya terbaiknya, yang bermanfaat bagi Indonesia.
Baca juga: BRIN-Pemprov Bengkulu segera bentuk BRIDA
IIL 2024 salah satunya dianugerahkan kepada Syaefullah Muhammad, Kepala Atsiri Research Center (ARC) - Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Baca juga: BRIN-Pemprov Bengkulu segera bentuk BRIDA
IIL 2024 salah satunya dianugerahkan kepada Syaefullah Muhammad, Kepala Atsiri Research Center (ARC) - Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Syaefullah merupakan tokoh individu yang memberikan inspirasi dalam penyebarluasan ilmu pengetahuan serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia pada bidang inovasi.
Ia telah menciptakan ekosistem tata niaga yang lebih sehat melalui pendekatan pentahelix berupa mesin ekstraktor yang dikembangkannya mampu menghasilkan minyak nilam bermutu, dengan komposisi patchouli alkohol yang tinggi menggunakan energi secara efisien.
Mesin pengekstrak inovasi ini telah didemonstrasikan dalam pameran inovasi yang diadakan pada Annual International Conference (AIC) di Universitas Syiah Kuala tahun 2017 dan mendapatkan predikat The Best Participant Award.*