"Sejauh ini tetap dilanjutkan, mungkin namanya bisa saja berganti karena seperti Merdeka Belajar itu tagline-nya mas menteri, tapi secara esensi dari yang kita kerjakan semua programnya terintegrasi dengan PMM," kata Nunuk Suryani di Bengkulu, Jumat.
Baca juga: Merdeka Belajar di Bengkulu: Kemendikbudristek sebut sudah terimplementasi dengan baik
Baca juga: Merdeka Belajar di Bengkulu: Kemendikbudristek sebut sudah terimplementasi dengan baik
Menurut dia, Platform Merdeka Mengajar bukan hanya diperuntukkan menjadi wadah belajar bagi para guru yang akan mengajar dalam sistem Kurikulum Merdeka.
"Tetapi juga -dipergunakan untuk- penilaian kinerja guru, ini sudah terintegrasi dengan e-Kinerja BKN, terintegrasi dengan Kemendagri," katanya.
Platform itu, lanjut Nunuk, juga dimanfaatkan untuk belajar para guru yang mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) baik dalam jabatan maupun pra-jabatan yang terintegrasi dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
"Jadi tidak mungkin ini bisa dihentikan mungkin akan berganti nama, itu biasa. Tapi secara fungsi, dia akan terus berfungsi, karena bukan hanya digunakan satu-satunya untuk sumber belajar, tapi untuk kepentingan tata kelola guru yang baik," ucap Nunuk.
Baca juga: 150 anak di Bengkulu terjangkit thalasemia, butuh 3-4 kantong darah setiap minggu
Baca juga: 150 anak di Bengkulu terjangkit thalasemia, butuh 3-4 kantong darah setiap minggu
Salah seorang guru penggerak yang kini menjadi Kepala Sekolah SD Negeri 101 Kota Bengkulu Ika Purwanti menyatakan dirinya sangat merasakan dampak positif dari Platform Merdeka Mengajar yang diwujudkan Pemerintah Pusat di dunia pendidikan.
Menurut dia, platform tersebut memberikan banyak kemudahan dalam mengelola satuan pendidikan, dari manajemen sekolah, penyiapan dan evaluasi implementasi Merdeka Belajar, dan yang terpenting peningkatan wawasan dan kecakapan tenaga pendidik.
Ika pun memberikan contoh bermanfaatnya PMM, usai mendapatkan wawasan lawat Platform Merdeka Mengajar dirinya kini tidak lagi melihat SDM menjadi salah satu sumber permasalahan yang dapat mengganggu implementasi Merdeka Belajar maupun tata kelola satuan pendidikan.
"Mengubah sudut pandang saya manusia menjadi aset yang sangat mendukung dunia pendidikan. Jadi saya memandang guru-guru yang ada di sekolah saya sebagai aset yang berharga," ujarnya.