Kukang asal Rejanglebong dikirim ke penangkaran

Rejanglebong (Antara) - Lima ekor kukang asal Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu dikirim ke pusat penangkaran satwa (PPS) Selangit di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Menurut M Adli, anggota Forum Sapu Hijau (FSH), sebuah LSM peduli lingkungan di Rejanglebong, Minggu, lima ekor binatang yang dilindungi itu dikirim ke PPS Selangit untuk direhabilitasi dan pemulihan kesehatannya sebelum dikembalikan ke habitatnya di alam liar.

"Lima ekor kukang ini dibawa ke PPS Selangit untuk mendapatkan perawatan khusus dan harus segera dikembalikan ke alam bebas," katanya pula.

Sebelumnya, pihaknya mendapat informasi dari Polres Rejanglebong yang berhasil mengamankan binatang yang dilindungi itu, akan diperjualbelikan, serta adanya kukang yang tersengat listrik.

Lima ekor kukang atau yang disebut warga setempat "beruk bambu" itu, lanjut dia, sudah dibawa ke PPS Selangit yang merupakan pusat penangkaran khusus kukang terpisah dengan satwa lainnya.

"Saat ini, kukang asal Rejanglebong yang sedang dalam perawatan intensif di PPS Selangit itu masih menunggu kedatangan dokter hewan yang datang dari Bengkulu, setelah kondisinya sehat, satwa itu akan dilepas ke habitat aslinya," ujarnya lagi.

Antoni, pencinta lingkungan dari FK3I Rejanglebong mengharapkan proses rehabilitasi lima kukang ini bisa berjalan lancar, sehingga akhirnya bisa dikembalikan ke alam liar.

Dia juga berharap Pemkab Rejanglebong dan warga daerah itu untuk terus menyuarakan perlindungan satwa langka, sehingga tidak diperjualbelikan agar tidak punah.

Sebelumnya, pada 22 Maret 2016 lalu, petugas Polres Rejanglebong menahan Fe (25) seorang tersangka perdagangan binatang dilindungi lantaran kedapatan memperjualbelikan empat ekor kukang.

Tersangka ini ditangkap petugas setelah melakukan transaksi jual beli melalui media sosial facebook.

Sedangkan satu ekor lagi berasal dari petugas PLN Rayon Curup yang pada 31 Maret lalu berhasil menangkap kukang yang bergelayutan di kabel listrik jaringan tegangan menengah (JTM), sehingga menyebabkan arus listrik di Rejanglebong padam total.***4***