"Sekarang juga sedang diproses. Hari ini sudah naik penyidikan, sudah gelar perkara," kata Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin.
Baca juga: Orang tua harus bekali anak kemampuan lindungi diri dari perundungan
Baca juga: Mukomuko dampingi tiga anak korban kekerasan seksual dan perundungan
Baca juga: Orang tua harus bekali anak kemampuan lindungi diri dari perundungan
Baca juga: Mukomuko dampingi tiga anak korban kekerasan seksual dan perundungan
Nurma mengatakan kejadian terjadi di sekolah itu pada Selasa (30/1) dan dilaporkan ada empat terlapor berinisial K, L, C, dan K pada sehari setelahnya yakni Rabu (31/1).
Hingga kini, pihak Kepolisian telah menerima laporan dan sudah memeriksa sebanyak 18 orang saksi yang dimintai keterangan.
"Semua sudah diperiksa, dari saksi, terlapor, korban, dokter visum, guru," ujarnya.
Nurma mengatakan Kepolisian akan menindak tegas jika benar ditemukan adanya pembiaran dalam kasus bullying tersebut.
Baca juga: Psikolog klinis HIMPSI sarankan perbanyak teman sebagai strategi cegah perundungan
Baca juga: Psikolog klinis HIMPSI ungkap dampak perundungan pada pelaku, korban dan penonton
Baca juga: Psikolog klinis HIMPSI sarankan perbanyak teman sebagai strategi cegah perundungan
Baca juga: Psikolog klinis HIMPSI ungkap dampak perundungan pada pelaku, korban dan penonton
Sementara, kuasa hukum korban RE, Sunan Kalijaga mengatakan akibat dari bullying itu korban sampai menjalani pengobatan di rumah sakit hingga mengganggu proses belajarnya.
Menurut dia sekolah korban tidak bisa menjamin keamanan dan keselamatan siswa selama proses belajar mengajar.
"Adik kita menjadi korban kasus bullying, pelecehan seksual, dan pengeroyokan yang berakhir di rumah sakit sehingga sudah memakan waktu sekian bulan tidak sekolah," ujar Sunan.
Pihaknya berencana akan mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban agar korban bisa terus mengenyam pendidikan. Dia berharap proses hukum akan terus berjalan.
Baca juga: Berikut sejumlah rekomendasi terkait perundungan menimpa siswi di Bengkulu
Baca juga: Penganiayaan pelajar SD hingga tewas terjadi di Sukabumi
Baca juga: Berikut sejumlah rekomendasi terkait perundungan menimpa siswi di Bengkulu
Baca juga: Penganiayaan pelajar SD hingga tewas terjadi di Sukabumi
Dalam kesempatan sama, korban RE mengaku sudah delapan bulan tidak mendapatkan haknya di sekolah. Dia mengalami perundungan (bullying) selama dua hari berturut-turut.
"Sisanya delapan bulan saya enggak mendapatkan hak saya, yang ada sekolah malah sibuk membela pelaku dan memutarbalikkan fakta kepada kami," kata RE.
Kasus tersebut tertuang dalam Laporan Polisi Nomor STTLP/B/331/I/2024/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya.
Terlapor terancam pasal C JO 80 UU RI No. 35 Tahun 2005 dan atau Pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap anak dan atau pengeroyokan.