Roma (ANTARA) - Italia siap mengirimkan pasukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam rangka membantu pembentukan negara Palestina, yang diakui oleh Israel dan mengakui Israel, Anadolu melaporkan pada Minggu (29/9).
Dalam wawancara dengan surat kabar Italia, Avvenire, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menggarisbawahi kenyataan bahwa terdapat pemerintahan berbeda di Gaza dan Tepi Barat, yang menunjukkan bahwa tidak ada satu pemerintahan yang utuh di Palestina.
Baca juga: Protes meluas di Eropa menentang serangan Israel di Gaza dan Lebanon
"Tujuan kami adalah memfasilitasi integrasi ini, mungkin untuk jangka waktu terbatas, dengan kehadiran misi PBB yang dipimpin oleh negara-negara Arab di bawah bimbingan otoritas Palestina," ujarnya.
"Kami siap mengirim pasukan kita bersama PBB untuk pembentukan negara Palestina yang diakui oleh Israel dan yang juga mengakui Israel," kata Tajani, menambahkan.
Ketika ditanya tentang pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di PBB, Tajani mengatakan, "Israel memiliki hak untuk membela diri, dan krisis ini dimulai dengan serangan pada 7 Oktober."
Baca juga: Sekitar 17.000 anak Palestina tewas akibat gempuran Israel di Jalur Gaza
"Namun, yang membuat khawatir bahwa puluhan ribu warga sipil Palestina terbunuh." ujarnya.
Dalam wawancara tersebut, Tajani juga membahas isu-isu internasional sehubungan dengan situasi terbaru di kawasan setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pengeboman oleh tentara Israel pada 27 September.
"Sayangnya, risiko eskalasi ketegangan saat ini tampak terus-menerus. Saat ini, kami bekerja lebih keras dari sebelumnya bagi perwujudan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza," katanya.
Baca juga: PM Palestina: DK PBB bersalah atas standar ganda yang tak manusiawi
Tajani menekankan bahwa dirinya terus menjalin kontak dengan kedutaan besar di Tel Aviv, Beirut, dan Teheran.
"Kami memantau situasi darurat dan siap untuk mengevakuasi warga negara kita," ujarnya.
"Kami mendesak semua orang untuk meninggalkan wilayah tersebut sesegera mungkin. Sementara kami terus melakukan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan, situasinya tetap genting."
Sumber: Anadolu