Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Widodo meminta empat pasangan calon bupati dan wakil bupati termasuk timnya agar menghindari politik identitas di Pilkada 2024.
"Kita minta paslon menghindari politik identitas dan penggunaan rumah ibadah sebagai sarana kampanye," kata Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Mukomuko Widodo di Mukomuko, Jumat.
Sebanyak empat pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Mukomuko 2024, yakni pasangan Edwar Setiawan dan Ruslan yang diusung oleh Partai PAN, PDIP, dan Partai Gerindra.
Selanjutnya, pasangan Sapuan-Wasri (Partai NasDem, Partai Perindo, Partai Demokrat, PKS, dan Partai Gelora), pasangan Renjes-Rismanaji (PKB, PPP, dan Partai Hanura), serta pasangan Choirul Huda-Rahmadi yang didukung Partai Golkar.
Ia menjelaskan, bahwa politik identitas itu menyampaikan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dengan tujuan menarik simpati masyarakat sebagai pemilih.
Ia mengatakan, misalnya calon ini asal Jawa dan non Jawa dan dari hasil pantauan penggunaan isu SARA saat kampanye sangat kecil atau sebagian kecil.
"Kita orang Jawa bisa saja tidak memilih orang Jawa, meskipun orang Jawa banyak menjadi warga Mukomuko," ujarnya.
Untuk itu, katanya, sebaiknya setiap orang dalam menentukan pilihan mengedepankan visi dan misi yang mau dibawa untuk membangun Kabupaten Mukomuko.
Menurutnya, kalau calon asal Jawa tidak bisa membawa perubahan atau pembangunan di Kabupaten Mukomuko untuk apa juga didukung menjadi pimpinan daerah ini.
Ia mengatakan, yang terpenting itu baik Jawa atau Batak punya visi dan misi yang bagus untuk pembangunan Kabupaten Mukomuko itu yang didukung.
"Jadi hendaknya pilihan didasari dengan pertimbangan yang matang sehingga mantap dan jangan tergoyah rayuan apa pun," ujarnya.
Selain itu, ia menyarankan, kalau bisa permainan politik uang tidak mempengaruhi pilihan, sebaiknya pasangan calon bupati dan wakil bupati maupun konstituen lebih mengedepankan visi dan misi.