Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan selama 2024 ini telah menangani 50 kejadian bencana alam yang terjadi di wilayah itu.
"Terhitung Januari hingga saat ini ada 50 kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, mulai dari tanah longsor, banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan maupun pohon roboh," kata Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong Shalahuddin di Rejang Lebong, Senin.
Dijelaskan Shalahuddin, kejadian bencana alam yang terjadi dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong tersebut nilai kerugian materiil yang diperkirakan mencapai Rp2,4 miliar, akibat kerusakan infrastruktur berupa jalan, jembatan, irigasi serta pemukiman penduduk dan lainnya.
Kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong sepanjang 2024 ini, kata dia, tidak memakan korban jiwa dan hanya menyebabkan kerugian materiil saja.
Menurut dia, sejumlah kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong masuk dalam daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.
Adapun untuk kecamatan rawan tanah longsor yakni di wilayah Kecamatan Bermani Ulu Raya tepatnya di Jalan Lintas Curup-Kabupaten Lebong. Kemudian dalam sejumlah wilayah Lembak seperti di Kecamatan Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Binduriang, dan di Kecamatan Padang Ulak Tanding.
Sedangkan untuk daerah yang sering terkena banjir, tambah dia, berada dalam Kecamatan Curup Kota, Curup Utara, Curup Selatan, kemudian Kecamatan Sindang Beliti Ulu dan beberapa kecamatan lainnya.
Selanjutnya, untuk kecamatan yang rawan dengan bencana angin puting beliung dari 15 kecamatan yang ada di Rejang Lebong semuanya masuk dalam titik-titik rawan angin puting beliung.
Dia mengimbau kalangan masyarakat Rejang Lebong untuk meningkatkan kewaspadaan diri mengingat saat ini sedang masuk musim hujan yang turun dengan intensitas sedang hingga lebat, sehingga memungkinkan terjadinya bencana alam tanah longsor, banjir maupun angin puting beliung.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah itu pihaknya telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat atau TRC, kemudian alat berat berupa satu unit loader, mini excavator, mobil tangki, bahan makanan dan lainnya.