Bengkulu (ANTARA) - Lagu “Garam dan Madu” belakangan ini ramai diperbincangkan dan disebut sebagai lagu hip-hop dangdut (hipdut) khas generasi Z. Karya dari Naykilla dan Jemsii ini mencuri perhatian publik setelah viral di platform media sosial, khususnya TikTok.
Banyak kreator menggunakan lagu ini untuk konten mereka, menjadikannya tren baru yang menarik perhatian banyak orang. Lagu ini memiliki konsep unik dengan menggabungkan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Jawa, sehingga memberikan warna baru dalam dunia musik Indonesia.
Versi penuh lagu ini resmi dirilis pada Jumat (20/12/2024), dan sejak itu terus menjadi sorotan, baik di kalangan penggemar musik hip-hop maupun dangdut.
Menariknya, Naykilla yang merupakan salah satu pencipta dan penyanyi lagu ini adalah adik dari Sara Fajira, sosok yang sebelumnya populer melalui kolaborasinya dengan Weird Genius dalam lagu “Lathi.”
Baca juga: Fakta-fakta kasus penganiayaan anak bos toko roti, salah satunya hina korban dengan sebutan miskin
Baca juga: Kapolres Jaktim minta maaf lambat tangani kasus anak bos toko roti
Lirik lagu “Garam dan Madu” menyampaikan perasaan yang kompleks tentang cinta, rindu, dan keraguan. Beberapa bagian lirik yang paling menggugah adalah:
“Merah pipi kamu
Kau pun lirik aku
Seperti bawah ampun kau bisikkan kamu
Apa yang kau mau dia atau aku
Garam atau madu…”
Melalui lirik tersebut, lagu menggambarkan seseorang yang berada di persimpangan cinta, mempertanyakan pilihan antara “garam” yang melambangkan kesedihan karena bisa menambah perih pada luka, dan “madu” yang menjadi representasi manisnya hubungan. Lagu ini juga dipenuhi ungkapan rindu yang mendalam:
“Sakit dadaku ku mulai merindu
Ku bayangkan jika kamu tidur di sampingku
Di malam yang semu pejamkan mataku
Ku bayangkan tubuhmu jika di pelukanku…”
Lirik ini sangat relatable bagi pendengar yang pernah merasakan cinta dan kerinduan. Paduan bahasa Indonesia, Jawa, dan Inggris memberikan nuansa segar sekaligus modern pada lagu ini, menjadikannya mudah diterima oleh generasi muda.
Lagu ini mencerminkan dilema cinta dengan metafora “garam” dan “madu.” Garam melambangkan rasa pilu, seperti konflik dan kebingungan dalam hubungan, sementara madu melambangkan kebahagiaan dan manisnya cinta.
Melalui liriknya, lagu ini mengajak pendengar untuk merasakan kompleksitas emosi dalam hubungan romantis, di mana keraguan dan keinginan untuk bersama bercampur menjadi satu.
Baca juga: Talitha Curtis: dari "ratu FTV" hingga penjual risol, perjuangan hidup di balik kilau dunia hiburan hingga pernah jatuh miskin
Baca juga: Rekonstruksi kasus pencabulan IWAS: Versi korban dan tersangka berbeda, total 49 adegan
Melodi yang menyenangkan berpadu dengan sentuhan dangdut yang kental menjadikan lagu ini mudah diingat dan dinyanyikan. Tidak heran jika “Garam dan Madu” disebut sebagai lagu “hipdut” yang mewakili jiwa generasi Z: modern, ekspresif, dan sarat makna.
Lagu ini tidak hanya menjadi favorit di media sosial, tetapi juga memperkuat posisi Naykilla dan Jemsii sebagai musisi berbakat yang mampu menciptakan karya relevan bagi anak muda masa kini.
Salah satu unggahan TikTok @naykillas yang menggunakan lagu tersebut dibanjiri oleh beragam komentar dari netizen.
"Plis udh 99x di putar," kata @granaries_**.
"Dangdut nya gen z," tulis @awang.helm**.
Namun, tak sedikit pula netizen yang memberi komentar mengenai liriknya yang dianggap kurang jelas.
"Ini lagu enak tp kenapa liriknya kurang jelas aiueo nya weh pgn nyanyi juga," ujar @kityd**.
"Plis ga ngerti liriknya gimana," tambah @aza.lea**.
Baca juga: Seni musik dhol Bengkulu, Sekolah Fatma Kenanga tampil di Raya 2024
Baca juga: Selena Gomez & Benny Blanco bertunangan: Kisah cinta yang menginspirasi dunia!
Hipdut itu apa?
Hip-hop dangdut atau hipdut adalah genre musik yang menggabungkan elemen hip-hop dengan dangdut, menghasilkan karya yang modern sekaligus kental dengan tradisi Indonesia. Elemen hip-hop hadir melalui beat yang energik dan aransemen elektronik, sedangkan dangdut memberikan nuansa lokal melalui cengkok khas dan melodi yang mengundang tarian.
Hipdut dianggap sebagai representasi jiwa generasi Z: ekspresif, dinamis, dan relevan dengan tren global, namun tetap membawa identitas budaya. Lagu seperti “Garam dan Madu” menjadi bukti bahwa musik tradisional bisa bertransformasi menjadi sesuatu yang segar dan disukai berbagai kalangan, terutama generasi muda.