Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu menjalin kerja sama dengan Balai Bahasa Bengkulu untuk menerapkan muatan lokal bahasa daerah pada tahun 2025, mulai dari sekolah tingkat dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Ramon Hoski di Mukomuko, Sabtu, mengatakan terkait kerja sama dengan Balai Bahasa Bengkulu, karena penerapan bahasa daerah sudah menjadi program balai.
"Kami masih menunggu pihak balai dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM), karena yang menyediakan tenaga pengajar bahasa daerah adalah pihak balai," katanya.
Dia menyebutkan ada beberapa bahasa daerah masyarakat Kabupaten Mukomuko, yakni bahasa Pekal, bahasa Sungai Ipuh, dan bahasa Melayu Mukomuko.
Dari tiga bahasa daerah ini, katanya, yang sudah siap itu bahasa Pekal, karena sudah ada kamusnya, dan saat ini instansinya sedang menggodok bahasa Melayu Mukomuko supaya menjadi muatan lokal di sekolah tahun 2025.
Namun, bahasa Melayu Mukomuko, katanya, perlu ada kajian lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli bahasa, dan kajian tersebut terkait dengan dialek bahasa melayu Mukomuko tersebut.
Untuk itu, katanya, instansinya menjalin kerja sama dengan Balai Bahasa Bengkulu untuk melakukan kajian bahaya Melayu Mukomuko serta menyediakan tenaga pengajar bahasa di daerah ini.
Ia menjelaskan sepengetahuannya bahasa Melayu di Sumatera ini hampir semua sama, jadi khusus bahasa melayu Mukomuko tahap awal ini dilakukan kajian sub-dialek bahasa tersebut.
"Bahasa Melayu Mukomuko hampir sama dengan bahasa Minang, atau paling tidak warga dari Mukomuko dan Sumbar saling mengerti bahasa masing-masing," ujarnya.
Selain itu, ada bahasa Sungai Ipuh, salah satu desa di Kabupaten Mukomuko yang berbeda bahasanya dengan bahasa Melayu Mukomuko, sehingga diperlukan kajian untuk memasukkan dalam muatan lokal sekolah.