Tradisi angpao dalam Imlek pun bisa menjadi contoh konkret bagaimana mekanisme redistribusi yang secara tidak langsung merangsang ekonomi keluarga dan komunitas.
Selain itu, ada peluang yang belum banyak dimanfaatkan dalam regenerasi usaha berbasis budaya Imlek. Di banyak komunitas Tionghoa, bisnis keluarga adalah tulang punggung ekonomi.
Namun, tantangan yang sering muncul adalah bagaimana memastikan keberlanjutan usaha ini di tengah perubahan zaman.
Banyak bisnis tradisional yang kesulitan bertahan karena tidak mampu menarik minat generasi muda yang lebih tertarik dengan industri digital atau sektor kreatif.
Padahal, jika dikelola dengan baik, ekonomi berbasis budaya bisa menjadi sektor yang menarik bagi anak muda.
Sebagaimana Richard Florida, dalam bukunya The Rise of the Creative Class, menjelaskan bahwa sektor ekonomi berbasis kreativitas dan inovasi akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi masa depan.
Dengan pendekatan ini, bisnis keluarga berbasis budaya dapat diperkuat dengan strategi pemasaran digital yang lebih modern.
Misalnya, industri kuliner khas Imlek yang kaya akan simbolisme dan tradisi bisa dikemas ulang dalam bentuk yang lebih menarik bagi generasi muda.
Model experience economy yang dikembangkan oleh Joseph Pine dan James Gilmore menekankan bahwa konsumen modern tidak hanya membeli produk, tetapi juga pengalaman.
Konsep ini sepertinya sangat bisa diterapkan dalam bisnis kuliner khas Imlek dengan menciptakan storytelling yang kuat, baik melalui pemasaran digital maupun pengalaman fisik, seperti restoran bertema budaya yang memadukan kuliner dan edukasi sejarah Tionghoa.
Di sisi lain, ada pula potensi besar dalam sektor ekonomi hijau yang bisa disinergikan dengan tradisi Imlek. Saat ini, banyak elemen perayaan yang masih menggunakan bahan yang belum ramah lingkungan, dari dekorasi hingga kemasan makanan.
Ini bisa menjadi celah inovasi bagi wirausaha yang mampu menghadirkan solusi ramah lingkungan dalam perayaan Imlek.
Misalnya, ornamen dekoratif yang dapat digunakan kembali atau produk-produk berbasis material daur ulang yang tetap mempertahankan estetika khas Imlek.
Ekonomi Budaya
Seiring dengan itu, ekonomi berbasis wisata budaya juga memiliki potensi besar jika dikelola dengan cara yang lebih inovatif. Banyak daerah di Indonesia memiliki komunitas Tionghoa dengan sejarah dan tradisi yang kaya.