Bengkulu (ANTARA) - Di tengah dominasi pria dalam dunia teknologi, muncul sosok wanita muda yang berhasil mencuri perhatian dunia Lucy Guo. Di usia 30 tahun, ia dinobatkan sebagai miliarder wanita mandiri termuda di dunia, menggeser posisi yang sebelumnya dipegang oleh Taylor Swift.
Dengan kekayaan mencapai Rp21 triliun berasal dari sahamnya di perusahaan teknologi Scale AI Guo kini menjadi simbol sukses generasi muda yang berani berpikir beda.
Dilansir dari entrepreneur.com, berikut adalah enam fakta menarik tentang perjalanan inspiratif Lucy Guo:
1. Masa Kecil Penuh Rasa Ingin Tahu dan Jiwa Wirausaha
Sejak kecil, Lucy dikenal sebagai pribadi yang tak suka diam dan penuh ide. Dibesarkan oleh orang tua yang berprofesi sebagai insinyur listrik, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia teknologi dan bisnis sejak usia dini.
Dari menjual kartu Pokémon hingga membuat situs streaming palsu, Lucy sudah mengenal cara menghasilkan uang dari internet sejak duduk di bangku sekolah dasar.
2. Memilih Keluar dari Kampus Demi Mengejar Visi Lebih Besar
Meski sempat berkuliah di Carnegie Mellon University, Lucy merasa dunia akademik terlalu membatasi.
Baca juga: Presiden Filipina puji penegak hukum Indonesia atas penangkapan Alice Guo
Baca juga: Spotify hadirkan pameran Taylor Swift di Jakarta, Manila, dan Seoul
Ia memutuskan keluar dan mengikuti Thiel Fellowship, program eksklusif yang mendorong anak muda membangun sesuatu yang besar di luar ruang kelas.
Keputusan ini membuka jalan baginya magang di perusahaan besar dan akhirnya mendirikan Scale AI bersama rekannya, Alexandr Wang.
3. Jadi Bagian Penting dalam Perkembangan Teknologi AI
Bersama Wang, Lucy mengembangkan Scale AI perusahaan yang menyediakan data berlabel untuk pelatihan kecerdasan buatan.
Perusahaan ini menjadi kunci dalam pengembangan teknologi seperti mobil otonom.
Meski keluar dari Scale pada 2018, saham yang ia miliki terus melonjak nilainya dan menjadi sumber utama kekayaannya saat ini.
4. Terjun ke Dunia Ekonomi Kreator Digital
Setelah sukses di dunia AI, Lucy membangun Backend Capital dan mendanai berbagai startup potensial.
Pada 2022, ia meluncurkan Passes, platform berbasis AI yang memungkinkan kreator digital berinteraksi dan menghasilkan uang langsung dari penggemarnya.
Dengan fitur-fitur inovatif seperti avatar AI dan video call personal, Passes berhasil menarik perhatian dan meraih pendanaan besar dari investor global.
Baca juga: Beyonce terbaik Billboard sepanjang abad 21, Taylor Swift kedua. Layak?
Baca juga: Bank Mandiri raih gelar Bank BUMN RI terbaik versi Forbes
Baca juga: Osaka puncaki daftar atlet putri berpenghasilan tertinggi versi Forbes
5. Mendorong Kepemilikan Konten dan Data oleh Kreator
Melalui Passes, Lucy ingin mengubah cara dunia memandang hubungan antara kreator dan audiens. Ia percaya kreator harus punya kendali penuh atas konten, data, dan pendapatannya sendiri sejalan dengan prinsip Web3.
Lucy juga mendukung perkembangan AI untuk meningkatkan kualitas hidup, namun tetap mendorong adanya regulasi yang bertanggung jawab.
6. Tetap Tangguh di Tengah Kritik dan Kontroversi
Kesuksesan Lucy tidak lepas dari tantangan. Passes pernah menghadapi tuduhan terkait moderasi konten. Namun, Guo dan timnya langsung menanggapi dengan meningkatkan sistem moderasi menggunakan AI.
Ia tetap tegas pada pendiriannya: menciptakan solusi, bukan mundur karena kritik.
Baca juga: Kominfo bangga perusahaan teknologi Indonesia masuk Forbes
Baca juga: Ronaldo pesepak bola berpenghasilan tertinggi versi Forbes
Lucy Guo bukan sekadar miliarder muda. Ia adalah bukti bahwa keberanian untuk berbeda, mengambil risiko, dan mempercayai intuisi bisa mengantarkan seseorang ke puncak sukses.
Dari seorang gadis kecil yang suka membantah aturan, kini ia menjadi simbol kekuatan, inovasi, dan harapan bagi para wanita muda yang ingin menciptakan perubahan di dunia.
