Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengatakan kasus penembakan terhadap lima petani di Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, sudah disampaikan ke Kepolisian Daerah Bengkulu untuk diproses lebih lanjut.
"Saya sudah sampaikan kepada aparat penegak hukum, tinggal kita tunggu, nanti kita tinggal tunggu," kata Helmi Hasan di Bengkulu, Selasa.
Gubernur meminta semua pihak dapat bersabar menunggu proses hukum yang berjalan di kepolisian. "Ini tidak bimsalabim, harus ada pendalaman, ada proses, kita tunggu ya," katanya.
Yayasan Genesis Bengkulu menyebutkan pada Senin, 24 November 2025, terjadi konflik saat pihak perusahaan perkebunan PT Agro Bengkulu Selatan menurunkan alat berat untuk merobohkan tanaman dari warga.
Sejumlah petani Pino Raya sudah tiga kali mendapati pihak PT ABS menggunakan buldoser menghancurkan tanaman milik petani, yang kemudian sekitar pukul 10.45 WIB, terjadi keributan antara petani dan pihak perusahaan karena pihak perusahaan bersikeras tidak ingin pergi.
Selanjutnya pukul 12.00 WIB, keributan semakin memanas dan kemudian salah seorang petugas keamanan PT ABS menembak petani Pino Raya atas nama Buyung di bagian dada.
Setelah kejadian tersebut, pihak keamanan tersebut berlari sambil secara membabi buta menembak ke arah belakang dan tembakan tersebut mengenai empat orang petani Pino Raya atas nama Linsurman (tertembak di bagian dengkul), Edi Hermanto (tertembak di bagian paha), Santo (tertembak di bagian rusuk bawah ketiak), dan Suhardin (tertembak di bagian betis).
Setelah penembakan, warga mengejar dan menangkap pelaku penembakan yang diduga bernama Ricky dan beberapa warga lainnya melarikan korban penembakan ke rumah sakit terdekat.
