Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Provinsi Bengkulu untuk 2026 terus melanjutkan tren positif dan diperkirakan mampu tumbuh pada angka 5,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Bengkulu diprakirakan positif di 2026 ditopang lapangan usaha (LU) pertanian dan perdagangan yang diprakirakan lebih kuat. Di samping itu, LU Transgud, infokom, LU administrasi pemerintahan didorong untuk menjadi motor pertumbuhan baru," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Muhammad Irfan Octama di Bengkulu, Sabtu.
Dari sisi pengeluaran, ia mengatakan akselerasi diprakirakan berasal dari terjaganya daya beli seiring kenaikan upah minimum provinsi (UMP), berlanjutnya program prioritas APBN, dampak belanja infrastruktur, dan naiknya harga komoditas.
Selanjutnya, stimulasi perekonomian juga dari kinerja investasi yang didukung program optimalisasi lahan dan cetak sawah, revitalisasi pelabuhan, berlanjutnya proyek infrastruktur pemda.
"Kinerja ekspor diprakirakan positif namun terbatas didukung naiknya harga CPO dan kopi. Adapun prospek batu bara masih terbatas seiring menurunnya demand China dan India," katanya.
Kemudian, dari sisi lapangan usaha, Irfan menjelaskan perbaikan ekonomi didorong oleh prospek perbaikan harga TBS dan CPO kelapa sawit, didukung hasil penanaman kembali kelapa sawit, produksi pertanian hasil program cetak sawah dan oplah juga berkontribusi terhadap kinerja.
Dorongan juga terjadi karena perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG), terjaganya daya beli, pemulihan harga komoditas yang menjaga permintaan domestik dan efek lanjutan pemulihan jalur perdagangan laut.
"Pertumbuhan lapangan usaha Transportasi akan didorong oleh ekspektasi kenaikan kunjungan wisatawan nusantara terutama seiring rencana MICE didorong membaiknya daya beli," ujar dia.
Perekonomian Bengkulu terus menunjukkan pemulihan pasca-pandemi, pada 2021 ekonomi Bengkulu tumbuh pada 3,24 persen year-on-year (YoY). Kemudian di 2022, ekonomi Bumi Merah Putih tumbuh lebih tinggi pada 4,31 persen, 2023 di 4,26 persen dan 2024 pada 4,62 persen yoy.
Pada 2025, tren positif berlanjut dan diperkirakan perekonomian Bengkulu mampu tumbuh 4,4-5,2 persen yoy. Dan pada sampai Oktober 2025, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif Provinsi Bengkulu yakni sebesar 4,80 secara kumulatif (ctc).
Meski berbagai sektor diperkirakan menunjukkan tren positif, Irfan mengingatkan beberapa risiko yang perlu dikelola, seperti penurunan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) diprakirakan dapat memberikan tekanan pada ruang fiskal di daerah.
Kemudian, penurunan permintaan mitra dagang utama dipicu regulasi terbatas perdagangan antar negara. Penyesuaian rencana tata ruang wilayah (RTRW) kawasan industri yang perlu terus dikawal, dan soal cuaca yang tidak menentu yang berdampak terhadap produktivitas komoditas unggulan.
