Bengkulu (ANTARA) - Pembentangan spanduk tolak PLTU batu bara sebagai aksi menyambut presiden Joko Widodo di Bengkulu didatangi tim dari Polisi Air dan Udara serta sempat terjadi adu mulut.
"Semua aspirasi sudah kita terima, untuk spanduk kita lipat demi keamanan dan kenyamanan bersama," kata Direktorat Polisi Air, Kompol Andi di lokasi aksi, Rabu.
Baca juga: Aktivis bentang spanduk sambut Presiden Jokowi di area PLTUb Bengkulu
Baca juga: Sembilan tuntutan mahasiswa untuk Jokowi, termasuk tutup PLTU batu bara
Ia mengatakan demi menciptakan kondisi yang aman dan kondusif saat kunjungan Presiden Jokowi maka aksi para aktivis harus disudahi.
"Kami ucapakan trimakasih kepada aktivis yang sudah mau memperhatikan lingkungan," ujarnya.
Polisi pun meminta para aktivis melipat spanduk raksasa bertuliskan "Jokowi, PLTU membunuh laut kami" tersebut dan membubarkan diri.
Koordinator lapangan aksi bentang spanduk dari Koalisi Langit Biru, Frengky Wijaya mengatakan aksi yang dilaksanakan pada hari ini adalah aksi menyambut kedatangan Presiden Jokowidodo.
"Aksi juga sudah kami lakukan sejak pagi untuk mendesak presiden menutup PLTU batu bar Teluk Sepang karena mudarat yang akan kita terima dari proyek energi kotor ini," ujarnya.
Baca juga: Empat mahasiswa Bengkulu diamankan polisi saat mendemo presiden Jokowi
Baca juga: Jokowi batal "ground breaking" tol Bengkulu
Ia mengatakan pemerintah pusat dan Bengkulu tidak bisa berkaca dari daerah lain mengenai dampak PLTU batu bara yang sudah memakan korban baik ekonomi masyarakat bahkan jiwa.
"Pada aksi ini kita di datangi dari Polairud, tapi tidak apa karena kita aksi damai," ujarnya.
Setelah menyelesaikan aksinya membentang spanduk raksasa di dekat area PLTU, para aktivis pun membubarkan diri.
Aktivis demo PLTU batu bara Bengkulu adu mulut dengan Polairud
Rabu, 5 Februari 2020 14:02 WIB 3724