Bengkulu (Antara Bengkulu) - Petugas Tim Reaksi Cepat Penanganan Flu Burung Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu menyemprot disinfektan di sentra penjualan unggas Kota Bengkulu, yakni Pasar Tradisional Modern dan Pasar Panorama.
"Kami melakukan penyemprotan disinfektan di dua pasar tradisional itu karena terdapat unggas yang diduga positif terjangkit virus flu burung di Pasar Panorama," kata Henny Kusuma Dewi, Koordinator Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Flu Burung Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kota Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan, selain menyemprot lokasi penjualan unggas di pasar tradisional tersebut, petugas juga mengambil sampel darah dari sejumlah unggas yang dijual di dua pasar itu.
Saat ini, kata dia, sampel masih diuji di laboratorium di Lampung sebab alat uji yang ada di Bengkulu dalam kondisi rusak.
"Kami harapkan minggu depan hasil uji sampel darah ayam yang dijual di dua pasar itu sudah dikirim dari Lampung," katanya.
Sepekan sebelumnya, petugas menemukan kasus flu burung yang mengakibatkan ayam kampung milik Irzan, warga Kelurahan Bumiayu, Kota Bengkulu, mati mendadak.
Hasil "rapid test" atau tes cepat terhadap sampel dua ayam yang mati mendadak menunjukkan positif terserang virus H5N1.
"Untuk menghindari penyebaran yang semakin meluas, kami membakar tujuh ekor unggas milik Irzan yang tersisa," katanya.
Henny mengatakan, dalam kurun waktu Januari hingga April 2013, terjadi delapan kasus flu burung di Kota Bengkulu yang lokasinya sudah menyebar ke seluruh kecamatan.
"Ini kasus kedelapan selama 2013, dan semua kecamatan sudah terjangkit," katanya.
Ia mengatakan bahwa kasus pertama yang ditemukan dalam periode Januari--April 2013, yakni di Kelurahan Rawa Makmur Permai sebanyak tujuh ekor ayam kampung mati akibat terjangkit virus H5N1.
Selanjutnya, di Kelurahan Kebun Kemiling sebanyak 30 ekor ayam mati mendadak dan setelah dites ternyata positif flu burung.
Kasus berikutnya terjadi di Kelurahan Pagar Dewa yang mematikan tiga ekor ayam kampung, sementara di Kelurahan Panorama mematikan 43 ekor ayam kampung.
Menurut dia, kematian sebanyak 19 ekor ayam secara mendadak di Kelurahan Sumur Dewa juga positif akibat flu burung. Begitu pula, di Kelurahan Kandang Mas, virus itu juga mematikan sebanyak 20 ekor ayam.
"Awal bulan ini terjadi di Kelurahan Sukarami sebanyak 10 ekor ayam mati mendadak. Setelah dites, positif flu burung dan kami memusnahkan tiga ekor ayam yang tersisa karena kuat dugaan sudah tertular," katanya.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pemilik unggas diimbau melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar kandang unggas.
"Untuk membantu warga mencegah penyebaran virus flu burung, Distannak menyediakan disinfektan gratis," katanya.