Mataram (Antara) - Sejumlah rumah warga korban gempa bumi 5,4 Skala Richter pada Sabtu (23/6) di Desa Medana, Lombok Utara disatroni kawanan pencuri yang mengincar barang berharga karena disimpan di tempat terbuka akibat rumahnya hancur.
Kepala Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Subianto Jaswadi di Tanjung, Minggu, mengatakan rumah warga yang disatroni kawanan pencuri itu antara lain di Dusun Gol dan Kopang, namun para pencuri tersebut dikejar warga yang kebetulan tidak tidur karena menjaga barang-barang mereka yang disimpan ditempat terbuka.
"Kawanan pencuri tersebut kemungkinan mengincar sepeda motor yang diparkir di luar rumah, namun warga tidak berhasil menangkap mereka yang mencoba memanfaatkan kelengahan masyarakat saat dilanda musibah gempa bumi tersebut," katanya.
Untuk membantu mengamankan rumah warga korban gempa bumi tersebut Polres Lombok Utara mengerahkan 10 anggotanya di masing-masing desa terutama yang kondisinya cukup parah akibat diguncang gempa pada Sabtu sekitar pukul 12.44 WITA.
"Kami berterima kasih kepada aparat kepolisian yang membantu oengamanan rumah para korban gempa bumi, karena warga yang rumahnya roboh dan rata dengan tanah terpaksa menyimpan barang berharga miliknya di luar rumah, kesempatan ini dimanfaakan oleh para pencuri," ujarnya.
Menurut laporan sementara sejumlah rumah di Dusun Kopang dan Gol roboh dan rata dengan tanah akibat goncangan gempa yang cukup keras.
Di Dusun Telok Dalem, kondisinya tidak terlalu parah, namun ada beberapa rumah warga yang rusak berat, terutama yang temboknya terbuat dari batako. Genting rumah warga berjatuhan akibat gempa yang berlangsung beberapa detik itu.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berkekuatan 5,4 SR itu di sekitar 14 kilometer barat laut Lombok Barat dengan koordinat 8.43 Lintang Selatan, 116.04 Bujur Timur, sedangkan pusat gempa di kedalaman 10 kilometer.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Utara gempa bumi berkekuatan 5,4 skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok mengakibatkan 1.700 rumah rusak berat dan 24 korban terluka, tiga diantaranya luka parah.
Kepala BPBD Kabupaten Lombok Utara Iwan Maret Asmara sebelumnya mengatakan data sementara jumlah bangunan rusak dan korban luka-luka itu berasal dari tiga kecamatan yang paling parah dilanda gempa, yakni Kecamatan Gangga, Tanjung, dan Kecamatan Pemenang.
"Korban luka-luka, terutama tiga orang yang menderita luka berat hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung. Hingga kini, belum ada laporan mengenai adanya korban meninggal dunia," katanya.
Ia mengatakan, selain seribuan rumah warga rusak parah, bencana alam itu juga mengakibatkan 27 tempat ibadah rusak berat, terdiri atas 15 masjid, 10 pura, dan dua vihara.
Menurut laporan sementara enam desa di tiga kecamatan yang cukup parah dilanda gempa tersebut antara lain Desa Jenggala, Tanjung, Sokong, Medana, Tegal Maja, dan Teniga. Di enam desa itu cukup banyak rumah yang roboh dan rata dengan tanah, terutama yang menggunakan bahan bangunan dari batako.
"Warga yang rumahnya rusak parah akibat gempa itu untuk sementara menumpang di rumah warga lainnya yang kerusakannya tidak terlalu parah atau tidur di 'berugak' (semacam gazebo)," katanya.
Untuk memudahkan penanganan dampak gempa bumi itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara telah membuka posko di Tanjung, ibu Kota Kabupaten Lombok Utara.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Lombok Utara tengah melaksanakan rapat koordinasi untuk menyusun langkah yang aka ditempuh dalam menangani dampak bencana gempa bumi tersebut.