Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu pada 2025 membuat rencana aksi mitigasi dan penanganan risiko bencana daerah, dan fokusnya pada gempa bumi, banjir dan longsor.
"Rencana aksinya terutama fokus pada upaya pengurangan resiko terhadap bencana yang sering terjadi di Provinsi Bengkulu, yakni gempa kemudian banjir dan longsor, karena rawan gempa kami juga memasukkan fokus pengurangan risiko jika terjadi bencana tsunami," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan, BPBD Provinsi Bengkulu sudah menyusun rencana pengurangan risiko bencana di daerah itu dalam bentuk dokumen pengurangan risiko dan penanggulangan bencana 2025.
Baca juga: Pemprov Bengkulu upayakan 100 desa tangguh bencana di 2025
"Sudah tersusun secara keseluruhan dokumen-dokumen ini, sehingga menjadi acuan dalam RPJMD nanti, akan kami usulkan untuk dimasukkan APBD perubahan," kata dia.
Dokumen tersebut nantinya menjadi pedoman Provinsi Bengkulu dalam mempersiapkan kesiapsiagaan menghadapi bencana jika terjadi, dan juga memitigasi agar risiko dapat ditekan semaksimal mungkin.
Beberapa hal yang perlu untuk menekan risiko bencana kata dia yakni penguatan sumber daya manusia untuk kebencanaan, ketersediaan peralatan penunjang kesiapsiagaan bencana, peralatan peringatan dini, serta meningkatkan literasi masyarakat tentang bencana alam, terutama yang sering terjadi yakni gempa bumi, banjir dan longsor.
Baca juga: DLH Bengkulu kerahkan 250 petugas kebersihan jelang tahun baru
"Kita berharap ke depan tidak terjadi bencana alam, tapi kita juga harus bersiap mencegah dan mengurangi risiko kalau terjadi bencana," katanya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang menyebutkan bahwa sejak Januari hingga awal Desember 2024, di daerah itu telah terjadi gempa bumi sebanyak 1.438 kali dengan magnitudo yang berbeda-beda, dan hal tersebut merupakan normal terjadi.
Gempa yang terjadi tersebut disebabkan karena Provinsi Bengkulu berada di zona subduksi yang merupakan dua atau lebih lempeng tektonik saling bertumbukan, sehingga salah satu lempengnya menyusup ke dalam perut bumi.
Kemudian, pada 2024 ini Bengkulu juga mengalami bencana longsor beberapa kali di berbagai wilayah yang bahkan memutus jalur lintas nasional dari dan ke Kota Bengkulu-Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan, kemudian juga terjadi bencana longsor berulang yang memutuskan jalur lintas Kabupaten Rejang Lebong-Lebong.
Baca juga: Polres Mukomuko bedah satu rumah tidak layak huni
Pada 2024, beberapa daerah di Bengkulu juga mengalami bencana banjir, seperti pada 6 Juli 2024 sebanyak 24 lokasi di Kota Bengkulu terendam banjir.
Kemudian pada waktu yang sama Kabupaten Seluma juga dilanda banjir bandang yang mengakibatkan 79 rumah di Desa Cahaya Negeri dan 45 rumah di Desa Jenggalu yang terendam banjir.
Lebih lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, juga mencatat sebanyak 473 Kepala Keluarga (KK) yang berada pada 18 kelurahan pada 2 Desember 2024.