Beijing (Antara) - Tembakau Indonesia menjajaki pasar China, tidak saja sebagai bahan baku kretek dan cerutu tetapi juga bahan jadi bernilai tambah, kata Ketua Tim Revitalisasi Pertembakauan Jawa Timur Cipto Budiono di Beijing.
"Ini penjajakan kami pertama kali ke China, karena peluangnya juga cukup menjanjikan," katanya kepada Antara, Rabu.
Cipto Budiono mengatakan selama ini tembakau Indonesia telah lama menguasai pasar Eropa dan Amerika.
"Sekitar 85 persen tembakau kita ke sana (Eropa dan AS-red), sisanya baik berupa bahan baku maupun bahan jadi seperti kretek dan cerutu, kita eskpor ke beberapa negara di Asia seperti Hong Kong dan Malaysia," ujar mantan Kadisperindag Jatim ini.
Dalam penjajakannya ke China, Indonesia menampilkan Konsorsium Tembakau Besuki Jawa Timur, didampingi wakil Kementerian Koordinator Perekonomian dan wakil Kementerian Perdagangan RI.
Pada pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-China Ma Mingqian dan beberapa pelaku industri tembakau dan rokok China, dipamerkan contoh daun tembakau Besuki dan produk jadi, terutama cerutu kelas atas baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diproduksi pihak produsen di Eropa dan Amerika.
Direktur Pengembangan Mutu Barang Kementerian Perdagangan RI Husniaty mengatakan selama ini pasar China tidak mengetahui jika kretek dan cerutu yang dipasok dari Eropa dan Amerika ke Negeri Panda, menggunakan tembakau Indonesia.
"Karena itu, kami ingin mengenalkan kepada mereka langsung tidak saja daun tembakaunya tetapi juga produk jadinya, utamanya yang diproduksi di Eropa dan Amerika hingga mereka lebih paham. Jadi, kalau tembakau dan produk Indonesia bisa langsung menembus pasar China akan lebih bagus," ucapnya.
Industri Tembakau China
Hampir seluruh tembakau dan hasil olahan rokok di China diatur oleh badan pemerintah STMA (State Tobacco Monopoly Administration).
STMA. Sejak 2008 berada di bawah kendali Kementerian MIIT (Kementerian Industri dan Teknologi Informasi).
Imperial Tobacco China menyebut pendorong utama pasar cerutu dunia adalah China. Produksi rokok sigaret China pada 2009 tercatat 2,29 triliun batang rokok, selama periode Januari-Agustus 2011 tercatat 1,66 triliun batang rokok.
Sedangkan produksi rokok secara antartahunan dalam kuantitas bertumbuh empat hingga lima persen. Dalam kurun 2010-2012 produk cerutu semakin berkembang sebagai salah satu konsumsi produk olahan tembakau di China.
Pertumbuhan penjualan cerutu mencapai 30 persen per tahun, dengan merek utama domestik "Greatwall", "Wang guan", "Lion", dan "Maoda". Jumlah penjualan tercatat kurang dari 300 juta batang dengan total nilai penjualan pasar sekitar 370 juta dolar AS pada 2010.
Terjadi pergeseran konsumsi kepada rokok yang berharga lebih mahal (hingga lebih dari 10 RMB per pak atau 12 batang).