Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan produksi jagung di daerah ini hingga Oktober 2014 menurun 21.002 ton dibandingkan dengan produksi 2013.
"Menurunnya produksi jagung pipilan pada 2014 disebabkan oleh menurunnya luas panen 2.506 hektare atau 14,20 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dodi Herlando di Bengkulu, Selasa.
Pada 2013 luas panen jagung mencapai 18.257 hektare, sedangkan pada 2014 tercatat hanya 15.697 hektare, sehingga menyebabkan menurunnya produktivitas sebesar 9,68 persen, atau 4,98 kuintal per hektare.
Produksi jagung pada 2013 mencapai 93.988 ton, sementara pada 2014 tercatat mengalami penurunan menjadi 72.986 ton.
"Penurunan produksi jagung, terjadi pada tujuh kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Kaur, Bengkulu Tengah, Mukomuko, Kepahiang, Rejang Lebong, Seluma dan Kota Bengkulu," kata dia.
Penurunan produktivitas tertinggi terjadi di Kabupaten Kaur, daerah itu hanya menghasilkan 28,43 persen saja jika dibandingkan dengan produksi 2013, atau turun sebesar 71,57 persen.
"Untuk penghasil jagung terendah, yakni kota Bengkulu, yang hanya menghasilkan 219 ton, ini juga turun dari tahun lalu yang mencapai 486 ton," katanya.
Dari 10 kabupaten dan kota, tujuh kabupaten mengalami penurunan, namun tiga kabupaten lainnya mengalami peningkatan hasil produksi, yakni Kabupaten Lebong, Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara.
"Untuk sentra produksi jagung pada tahun 2014 masih Kabupaten Rejang Lebong dan Mukomuko yang menghasilkan 50,013 persen dari total produksi jagung Provinsi Bengkulu, walaupun sebenarnya di dua daerah ini juga mengalami penurunan produksi," ujarnya.
Menurut Dodi, Kabupaten Bengkulu Selatan menunjukkan tren positif, dan diharapkan akan menjadi sentra produksi jagung, hal itu terlihat dari data BPS selama tiga tahun terakhir, kabupaten itu selalu mengalami peningkatan produksi sekitar 2.000 sampai dengan 3.000 ton per tahun.***2***