"Saat Ramadhan dan Lebaran saja, angka inflasi Bengkulu secara tahun kalender tetap mengalami penurunan, padahal tingkat konsumsi yang biasanya menjadi penyebab inflasi tinggi pada periode itu," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Rabu.
Kondisi inflasi Bengkulu pada Januari 2023 berada pada 6 persen (yoy), kemudian pada Februari sedikit terdorong naik menjadi 6,15 persen. Namun, kata dia pada Maret 2023 angka inflasi mulai menunjukkan kurva penurunan yang berada pada 5,65 persen (yoy).
"Pada April dan dalam suasana Ramadhan dan lebaran malah angka inflasi secara tahun ke tahun turun ke 4,43 persen (yoy), ini sesuatu yang menggembirakan," kata dia lagi.
Seharusnya pada Mei 2023, menurutnya dengan tingkat permintaan pasar yang tidak terlalu tinggi seperti periode Ramadhan dan Idul Fitri, Bengkulu akan mengalami deflasi.
"Deflasi bukan karena masalah, tapi turun kembali ke normal, bukan karena April lalu ada masalah menyebabkan inflasi bulanan, itu normal terjadi inflasi bulanan di Ramadhan dan lebaran karena permintaan tinggi, malah aneh kalau deflasi. Jadi pada Mei akan kembali normal," kata dia.
Artinya, kata dia kalau mengalami penurunan angka inflasi bulanan, hal itu tentunya akan membawa inflasi Bengkulu ke level yang lebih rendah lagi dari yang saat ini yang berada pada 4.43 persen (yoy).
"Pemerintah, pemerintah daerah dan instansi vertikal di Bengkulu dalam penanganan inflasi daerah di Ramadhan dan lebaran berhasil menyeimbangkan supply dan demand, oleh karena itu inflasi di Bengkulu tidak begitu besar di April, bahkan hampir sama di bulan-bulan biasanya," kata dia.
Ketika, upaya TPID tetap maksimal seperti pada penanganan hari besar keagamaan itu juga diteruskan pada Mei ini, lanjut dia bukan tidak mungkin angka inflasi Bengkulu jauh lebih rendah, sesuai yang diharapkan.