Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu sedang dalam proses menentukan lokus penanganan stunting di wilayahnya.
"Kita akan menentukan titik lokus penanganan. Untuk lokasi yang berpotensi tinggi maka akan kita lakukan penekanan supaya tidak terjadi peningkatan," kata Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rejang Lebong Hendra Wahyudiansyah usai memimpin rapat koordinasi analisis situasi stunting di Rejang Lebong, Jumat.
Ia mengatakan bahwa angka kasus stunting pada balita di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2022 sebanyak 20,2 persen, turun 5,8 persen dari tahun sebelumnya.
Menurut Hendra, TPPS masih menunggu organisasi perangkat daerah mengunggah data kasus stunting dan kelompok-kelompok dengan risiko stunting.
Setelah organisasi perangkat daerah terkait mengunggah data-data yang sudah divalidasi, ia mengatakan, TPPS akan menentukan lokus dan mengatur langkah-langkah penanganan stunting.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Rejang Lebong Sutan Alim mengatakan bahwa pemerintah menggandeng Duta GenRe untuk menyosialisasikan program pencegahan dan penanganan stunting.
"Duta GenRe ini bisa menyampaikan pesan-pesan untuk menunda perkawinan, kemudian memberikan pemahaman untuk menikah saat usia matang, juga tentang pemenuhan asupan gizi menyesuaikan dengan 1.000 hari pertama kelahiran sehingga stunting itu tidak terjadi lagi," katanya.