"Pada Jumat tanggal 14 Juni 2024 kita sudah melaksanakan orientasi kepada 468 tenaga pendamping keluarga atau TPK, kemudian pengukuran dan intervensi serentak terhadap 150 ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur, calon pengantin dan pengantin baru menikah dari 15 kecamatan," kata dia.
Dia menjelaskan pada kegiatan orientasi ini calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur atau PUS diberikan pelayanan kesehatan mulai dari penimbangan berat badan, pengukuran lingkar pangkal lengan, lingkar pinggang dan panggul.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan hemoglobin darah. Layanan kesehatan itu tidak dipungut biaya atau gratis.
Dengan adanya kegiatan ini, kata dia, diharapkan para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur dapat mendapat pemahaman terkait langkah-langkah untuk mengatasi stunting sejak dini.
Menurut dia, pencegahan stunting ini dilakukan pada 1.000 hari kehidupan pertama anak, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga anak yang dilahirkan berusia dua tahun.
"Kita pantau para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Khususnya tentang asupan gizi ibu dan anak. Sebab, jika anak yang stunting sudah berusia di atas dua tahun, maka, pertumbuhannya akan terganggu. Serta sulit dipacu pertumbuhannya dan perkembangannya,’’ katanya.
Sebelumnya angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tim Kemenkes pada 2022 berada di angka 20,2 persen, kemudian tahun 2023 kembali naik sebesar 8,4 persen yakni di angka 28,6 persen dan menjadi yang tertinggi di Provinsi Bengkulu.