Pria asal Riau jadi pengisi kajian Masjid Nabawi
Sabtu, 10 Juni 2023 16:02 WIB 13451
Waktu itu (saat pengumuman) dia sedang liburan di Indonesia. Maka, setelah Idul Adha langsung menemui syekh dimaksud. Ia kemudian diwawncarai oleh syekh itu terkait Bahasa Arab, hafalan Al-Qur'an, dan sebagainya.
Saat kajian di Masjid Nabawi pada Senin (6/6) yang digelar setiap setelah Shalat Maghrib itu dihadiri ratusan peserta yang mayoritas merupakan jamaah haji asal Indonesia, yang juga diikuti ANTARA.
Ariful mengaku selalu senang dengan respons positif jamaah karena antusias mengikuti kajiannya dan tidak hanya duduk menunggu waktu Shalat Isya.
Selain mengaji Al-Qur'an, supaya tidak duduk-duduk begitu saja, jamaah haji itu mengikuti kajian.
Pada kesempatan tersebut, Ariful berpesan kepada jamaah Indonesia, khususnya yang mengikuti kajiannya, agar mereka manfaatkan waktu di Madinah dengan sebaik-baiknya.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh jamaah Indonesia, selain menjalankan Arbain atau shalat fardu dalam 40 waktu. Kegiatan juga bisa diisi dengan belajar agama, seperti mengikuti kajian agama yang ia berikan.
Dengan mengikuti kajian itu, ada banyak manfaatnya bagi siapapun, agar kita menambah cinta sama Nabi Muhammad SAW.
Mengenai metode dan cara pandang yang digunakan saat mengisi kajian, pria lulusan pesantren di Riau itu mengaku, empat mazhab empat dalam Islam tidak jauh berbeda, tergantung bagaimana dirinya menyampaikan kepada para jamaah.
Ia bersyukur orang Indonesia adalah orang yang dengan mudah mau mendengarkan. Bagi dia, mazhab itu sesungguhnya tidak jauh berbeda, yang beda itu hanya cara menyampaikan kepada mereka.
Ditanya soal sukanya menjadi pengisi kajian di Masjid Nabawi, Ariful bersyukur, karena, setiap hari bisa shalat di Masjid Nabawi dan bisa mengisi kajian di Masjid kebanggaan umat Islam.
Ia begitu bangga dan bahagia bisa shalat di Masjid Nabawi, sekaligus bisa mengajar mengaji.
Dengan dirinya menjadi pengisi materi di Masjid Nabawi, dia tentu akan membuat bangga, terutama jamaah asal Indonesia.
"Insya Allah orang Indonesia juga bangga. Ternyata ada ya orang Indonesia yang ngajar mengisi kajian di sini," katanya.
Benar adanya. Sebut saja Eef, jamaah haji yang menjadi salah satu peserta kajian tersebut, mengaku bangga ada ustadz dari Indonesia yang berbagi ilmu keislaman di Madinah.
Eef yang datang bersama temannya ini mengaku benar-benar mencari momen tersebut, apalagi kajiannya hanya berlangsung sekitar satu jam, mulai selepas Shalat Magrib sampai Shalat Isya.
Kajian yang dia ikuti kala itu membahas soal adab dan amalan dalam manasik haji, misalnya kalau masuk Masjid Nabawi harus membaca doa, begitu juga kalau masuk Raudah juga harus dengan berdoa.
Dalam kajian tersebut, jamaah diajarkan mengenai inti manasik agar lebih fokus beribadah di Tanah Suci, tidak ada tujuan lainnya.
Dalam kajian itu juga tidak menyinggung masalah akidah, keyakinan atau mazhab tertentu. Penyampaiannya gampang dipahami. Meskipun jamaahnya orang tua, tapi bisa menyesuaikan bahasannya.