Bengkulu (ANTARA) - Polusi udara menjadi isu hangat bagi masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Berbagai kebijakan dibuat untuk menurunkan polusi di Jabodetabek.
Bahaya polusi tidak hanya menyerang sistem pernapasan. Menurut studi University of Southern California (USC) yang diterbitkan di The Lancet Regional Health – Americas bagi perempuan yang mengalami hamil muda, polusi dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional.
Diabetes gestasional biasanya hilang setelah melahirkan tapi bisa menimbulkan masalah selama kehamilan. Bagi ibu, hal ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan preeklampsia.
Baca juga: Obesitas dapat tingkatkan risiko kecacatan pada janin
Sementara itu bagi bayi, hal ini dapat menyebabkan berat badan lahir lebih besar, peluang lebih tinggi untuk melahirkan melalui operasi sesar, dan risiko obesitas di kemudian hari.
“Menariknya, kami menemukan risiko diabetes gestasional tidak dikaitkan dengan paparan polusi udara jangka panjang namun dikaitkan dengan polusi udara dalam periode perikonsepsi yang relatif singkat namun kritis, dari lima pekan sebelum hingga lima pekan setelah pembuahan,” kata penulis penelitian Zhongzheng “ Jason” Niu, mahasiswa pascadoktoral di bidang ilmu populasi dan kesehatan masyarakat di Keck School of Medicine of USC.
Baca juga: Polusi makin parah, begini cara pilih air purifier menurut ahli
“Selama siklus menstruasi, sebagai persiapan kehamilan, tubuh wanita mengalami perubahan fisiologis yang signifikan, terutama dalam cara menangani glukosa untuk mendukung pertumbuhan janin. Periode adaptasi metabolik yang dinamis ini dapat meningkatkan kerentanan ibu terhadap pengaruh lingkungan,” tulis penelitian tersebut, dikutip ANTARA News Bengkulu dari laman resmi USC, Sabtu.
Polusi udara picu diabetes, mitos atau fakta?
Sabtu, 26 Agustus 2023 18:02 WIB 2555