Yang kebanyakan orang lakukan terhadap tubuhnya mungkin tidak seekstrem artis senior itu, tetapi bila kita telisik lebih teliti, banyak ikhtiar untuk memperelok penampilan, dilakukan tanpa mengindahkan hak tubuh untuk tidak disakiti.
Kita mulai dari kepala di mana terdapat mahkota bernama rambut. Di salon kecantikan, rambut mendapat perlakuan bermacam-macam: dicat, dicatok, dikeriting, disulam, disasak, dikeringkan dengan alat pengering rambut bersuhu panas. Penggunaan bahan-bahan kimia dan peralatan listrik bersuhu tinggi amat lazim dilakukan terhadap rambut. Perlakuan itu bisa mengakibatkan rambut kering, kusam, rontok, mengubah tekstur rambut, dan merusak akar rambut, serta menyebabkan alergi pada kulit kepala.
Sementara cat rambut biasanya mengandung bahan kimia, seperti para-phenylenediamine (PPD), hidrogen peroksida, dan timbal asetat. Bahan kimia ini dapat mengoptimalkan pewarnaan rambut, tetapi dapat menimbulkan beberapa efek samping. Sejumlah efek yang dapat ditimbulkan, seperti alergi pada kulit kepala dan wajah, iritasi kulit, rambut rusak, dan gangguan pada mata akibat percikan cat rambut.
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa cat rambut bisa bersifat karsinogenik atau meningkatkan risiko terjadinya kanker. Penelitian terbanyak menunjukkan kaitan penggunaan cat rambut dengan risiko terjadinya leukemia, limfoma, kanker payudara, serta kanker kandung kemih.
Kemudian wajah, bagian tubuh yang paling intens mengalami proses permak, karena menjadi “pemain utama” dalam memengaruhi penampilan seseorang. Selain setiap saat dipoles dengan berbagai produk kosmetik, ada alis dan bibir yang disulam, juga ada bulu mata palsu yang ditanam. Sementara kualitas produk kosmetik sangat beragam, dari kualitas atas yang mahal sampai yang abal-abal tersedia dan beredar di pasaran.
Akan mengerikan ketika masyarakat berpenghasilan rendah terobsesi tampil cantik dengan menggunakan produk-produk kosmetik yang tidak terjamin keamanannya, hingga menimbulkan kerusakan wajah. Beda cerita dengan para pesohor dan sosialita yang menjadi korban dari tren operasi plastik berbiaya mahal, namun banyak di antaranya berakhir tragis karena efek yang ditimbulkan. Rupanya, baik yang mahal atau yang abal-abal sama-sama memberi dampak buruk.
Dari kepala turun ke dada, ada payudara. Setiap perempuan memiliki ukuran payudara bervariasi, namun umumnya menginginkan ukuran jumbo. Meski ukuran tak terkait dengan fungsi (memproduksi ASI), tetapi ukuran yang besar dianggap sebagai simbol sensualitas. Untuk memperoleh ukuran yang diimpikan, ditempuhlah jalan pintas dengan implan payudara. Banyak yang berhasil, banyak pula yang menjadi petaka akibat tindakan mengubah-ubah ciptaan Yang Maha Kuasa.
Kulit sebagai pelindung segenap organ tubuh di dalamnya, juga tak luput dari siksaan, semisal lukisan tato. Dengan dalih sebagai seni, nyatanya mengukir kulit dengan jarum panas dan tinta sungguh suatu tindakan penyiksaan.
Setelah kesakitan pada proses pembuatannya, efek tato masih berlanjut pada kesehatan kulit. Selain alergi pada kulit, tato juga menyulitkan proses deteksi dini kanker kulit, lalu mengganggu produksi keringat dan bisa menyebabkan infeksi bakteri, bakteri treponema pallidium dapat menyebabkan penyakit sifilis dan bakteri mycobacterium menyebabkan penyakit kusta.
Masih terkait kesehatan kulit, mencukur bulu-bulu (waxing) di berbagai area tubuh juga merupakan tindakan yang merugikan kesehatan, karena bulu diciptakan bukan tanpa tujuan, melainkan salah satunya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV dari matahari.
Kebiasaan lain yang juga merugikan kesehatan adalah mengenakan pakaian ketat. Efek ringannya menimbulkan iritasi kulit, selanjutnya bisa mengakibatkan kerusakan saraf, berbahaya bagi kesehatan sendi dan tulang. Penggunaan celana ketat pada wanita dapat mengancam kesehatan vagina, sedangkan pada pria mengganggu kesuburan.
Pada bagian paling bawah, ada sepasang kaki yang bertugas menopang seluruh tubuh. Dengan tugasnya yang berat, kaki hendaknya diberi alas yang nyaman. Pemakaian sepatu hak tinggi tentu menyiksanya. Banyak perempuan penampil atau mereka yang suka tampil modis, menganggap penggunaan sepatu hak tinggi sebagai penunjang penampilan. Tapi sadarkah, ada sepasang kaki yang tersiksa karena tuntutan gaya.
Pemakaian sepatu hak tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah telapak kaki sehingga mencetuskan keluhan nyeri pada tumit dan mata kaki. Ancaman berikutnya untuk pemakaian yang lebih sering dan lama bisa mengalami cedera otot, perubahan postur tubuh, nyeri punggung, kalus dan masih banyak lagi akibat buruk lainnya.
Sayangi tubuh
Tubuh kita adalah karunia Tuhan yang tak ternilai harganya. Bentuk kesyukuran atas tubuh sempurna ini adalah dengan merawatnya sebaik mungkin. Tak masalah pergi ke salon atau klinik kecantikan, asal tindakan yang dilakukan dalam konteks perawatan, bukan upaya untuk mengubah bentuk atau menginjeksi tubuh dengan berbagai cairan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.