Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama tim pengendalian inflasi daerah setempat telah menggelar 79 kali kegiatan pasar murah sepanjang 2023 ini.
"Telah dilakukan 79 kegiatan pasar murah dengan 10 jenis komoditas yang disediakan di 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Rabu.
Kegiatan pasar murah juga diintegrasikan dengan penyaluran BPNT dan bantuan sosial yang diselenggarakan di Kota Bengkulu. Pasar murah terintegrasi tersebut dinilai cukup efektif dalam membantu pengendalian inflasi.
Bahkan, Bengkulu meraih penghargaan sebagai tim pengendalian inflasi daerah terbaik 2021 wilayah Sumatera pada ajang TPID Awards 2022. Salah satu inovasi yang dibuat Bengkulu dalam mengendalikan inflasi adalah pasar murah terintegrasi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Terkait angka inflasi 2023, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu optimis provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu inflasinya berada dalam rentang target nasional 3 plus minus 1 persen.
Laju inflasi Provinsi Bengkulu merujuk penghitungan tahun kalender, pada Oktober 2023 ini berada pada angka 2,54 persen.
Lebih lanjut, inflasi Bengkulu menurut data tahun ke tahun (yoy), inflasi di Oktober 2023 ini juga dicatat berada pada rentang target inflasi nasional yakni sebesar 2,83 persen (yoy).
Tidak hanya pasar murah, Darjana mengatakan sejumlah upaya lain dilakukan Bengkulu untuk mencegah inflasi, seperti kerja sama antar daerah terkait kecukupan komoditas, penyerapan beras ASN lewat kerja sama Bulog.
Sehingga, kebutuhan beras ASN tidak lagi membebani stok yang ada di pasar. Hal itu membantu kecukupan komoditas beras di pasaran untuk kebutuhan pangan masyarakat.
Kemudian, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu juga mengembangkan klaster pertanian untuk tiga komoditas penting dalam mengatasi inflasi.
"Sudah ada 26 hektare demplot dan klaster untuk 3 komoditas bahan pangan, 3 komoditas itu padi, cabai merah termasuk cabai rawit dan bawang merah," kata Darjana.
Dia mengatakan tiga komoditas tersebut bobot inflasinya terbesar di Provinsi Bengkulu. Komoditas pangan yakni ,beras, cabai dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi terbesar dari sektor konsumsi rumah tangga di Bengkulu.
"Dari 26 hektare klaster yang dikembangkan, pastinya padi yang paling luas lahannya, yang kedua adalah cabai, dan terakhir bawang merah," ujarnya.