Selepas menempuh pendidikan tingkat lanjut, para penerbang yang lulus kemudian masuk penjuruan, yaitu mereka yang akan mengawaki pesawat tipe fixed wing dan rotary wing. Penerbang yang masuk dalam kategori rotary wing melanjutkan pendidikan transisi di Skadik 105 Kalijati, Subang, Jawa Barat. Skadik 105 merupakan tempat pendidikan untuk penerbang helikopter-helikopter TNI AU.
Sementara itu, penerbang yang masuk kategori fixed wing juga terbagi menjadi dua, mereka yang menerbangkan pesawat tempur dan pesawat angkut. Penerbang tempur nantinya wajib mengikuti Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Tempur (KPTPT), sementara penerbang angkut mengikuti Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Angkut (KPTPA).
Dari semua rangkaian itu, Andika dan Adi mengakui rintangan yang harus mereka lewati tidak mudah. Problem psikis dan mental pun menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan para siswa merampungkan masa studi mereka.
Namun, keduanya menyampaikan rasa tanggung jawab kepada bangsa dan negara menjadi pendorong utama mereka harus berhasil dalam tiap rangkaian tes sampai akhirnya lulus sekolah penerbang.
“Kami sadar, kami di sini ditanggung negara. Jadi, sesusah apapun, sesulit apapun, kami sadar, kami dibiayai negara dan itu uang rakyat yang dikumpulkan lewat pajak hanya untuk membiayai kami. Jadi, kami harus semangat terus,” kata Adi, lulusan AAU Tahun 2023, menjawab pertanyaan wartawan.
Tidak mudah memang menjadi penerbang, apalagi penerbang TNI Angkatan Udara. Namun, kegigihan dan rasa pengabdian untuk bangsa dan negara menjadi modal utama para siswa penerbang untuk memberikan yang terbaik sampai akhir masa pendidikan dan seterusnya saat mereka bertugas di satuan.