"Kita lakukan pemadatan fasilitas jalan yang ada di TPA Air Sebakul, agar lajur bongkar muat kendaraan sampah di TPA dapat selalu berjalan lancar," kata Kepala DLH Kota Bengkulu Riduan di Bengkulu, Senin.
DLH Kota Bengkulu harus melakukan pengerasan jalan di kawasan TPA Air Sebakul secara berkala dengan memanfaatkan pecahan beton atau aspal dari pembongkaran pembangunan jalan.
Meskipun hal tersebut dinilai kurang efektif karena pecahan aspal tersebut terbenam ke tanah, sebab ketika masuk musim hujan pihaknya akan tetap waspada karena tak jarang truk angkutan sampah terguling akibat tanah di sekitar lokasi menjadi lumpur dan membuat jalan sangat licin.
Kemudian, saat terjadi hujan dengan intensitas lebat juga menyebabkan luapan di jalur drainase TPA, dimana jika hal tersebut terjadi dengan durasi yang lama menyebabkan banjir dan sampah-sampah yang berada di area itu menjadi berantakan dan menyumbat aliran air.
"Jadi dimana ada pecahan aspal hasil perbaikan jalan diangkut dump truck milik DLH dan langsung diratakan ke TPA. Untuk sementara ini yang bisa kita lakukan, minimal jalan tidak licin sehingga setiap armada yang masuk bisa lebih aman. Kemudian saat hujan juga sangat menyulitkan kami kalau kondisi hujan dan jalan sangat licin. Biasanya hanya 2 hingga 3 jam proses pembuangan sampah," ujar dia.
Sementara itu, Riduan menjelaskan bahwa kawasan TPA Air Sebakul tersebut tidak dapat dibangun jalan hotmix atau aspal.
Sebab, berdasarkan kajian tanah, kawasan tersebut terlalu lembut akibat tumpukan sampah yang telah tertimbun di bawah tanah, sehingga jika dibangun hotmix dikhawatirkan akan sia-sia karena akan cepat rusak.
"Kalau dibangun hotmix tidak bisa karena di bawah tanah itu ada sampah. Sedangkan bobot truk pengangkut sampah yang masuk itu bisa lebih dari 8 ton, sehingga jalan bisa langsung pecah," terang dia.