"Terkait fenomena La Lina masih berlangsung, di Bengkulu ini khususnya Kota Bengkulu kita rasakan sendiri panasnya sangat menyengat. Ini harus kita antisipasi walaupun memang Bengkulu ini tidak termasuk yang rawan atau zona merah. Namun bukan berarti tidak menjadi perhatian kita, tetap menjadi atensi kita karena kejadian karhutla ini menjadi atensi presiden, atensi kementerian, bahkan atensi dunia," kata Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Deddy Nata setelah menggelar rapat pencegahan karhutla di Bengkulu, Jumat
Baca juga: BMKG deteksi tiga titik panas di Bengkulu, potensi kebakaran hutan meningkat
Baca juga: BMKG deteksi tiga titik panas di Bengkulu, potensi kebakaran hutan meningkat
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan atau lahan di wilayah itu, Polresta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu akan membentuk tim gabungan guna patroli dan memberikan sosialisasi terkait dengan bahaya karhutla.
Ia meminta masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan dan sampah karena api bisa menyebar ke tempat lebih luas hingga menyebabkan kebakaran besar.
Selama Juni 2024 tercatat empat kali terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kota Bengkulu, salah satunya di area lapangan golf Kelurahan Lingkar Barat.
Baca juga: 53 kebakaran terjadi di Kota Bengkulu sejak Januari 2024, Damkarmat imbau waspada selama musim kemarau
Baca juga: 53 kebakaran terjadi di Kota Bengkulu sejak Januari 2024, Damkarmat imbau waspada selama musim kemarau
Selain itu, katanya, terdapat sejumlah lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan di Kota Bengkulu, seperti Kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang sebagian berupa lahan gambut.
"Karena lahan gambut itu, gambutnya itu tebalnya bisa sampai 2 meter dan api bisa muncul dari dalam dan luar hingga menyebar dengan cepat. Sinar ultraviolet dari Matahari itu juga bisa menyebabkan kebakaran," ujar dia.
Ia menyebut kawasan Pantai Panjang, lahan sepanjang regional Air Sebakul-Betungan, sepanjang jalan Sungai Hitam dan lahan persawahan Pasar Padati juga berpotensi terjadi kebakaran.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan terdapat tiga titik panas sebagai tanda potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Bengkulu, sejak beberapa waktu lalu.
Sebanyak tiga titik panas tersebut, di Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara, dan Kaur dengan tingkat panas yang berbeda-beda.