"Sesuai dengan target tahun ini sudah harus dikerjakan proyek fisik RSTG dan progresnya saat ini telah 20 persen pekerjaan," kata Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Kamis.
Ia menyebutkan pembangunan RSTG tersebut langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu untuk menjadikan RS Tino Galo menjadi rumah sakit fertilitas dengan program unggulan bayi tabung.
Baca juga: Dinkes imbau warga Bengkulu jaga imunitas selama pergantian musim
Baca juga: Pemkot Bengkulu canangkan bangun posyandu di setiap RT
Baca juga: Dinkes imbau warga Bengkulu jaga imunitas selama pergantian musim
Baca juga: Pemkot Bengkulu canangkan bangun posyandu di setiap RT
Sebab, katanya, fertilitas merupakan pusat layanan terpadu untuk membantu pasangan suami istri yang ingin memiliki "buah hati" namun karena alasan medis tertentu sulit dilakukan secara alami (infertilitas).
"Jadi rumah sakit ini menjadi salah satu rujukan rumah sakit bagi masyarakat yang ingin mendapatkan anak. Ini menjadi target kita karena RSTG ini lebih mengunggulkan masalah medis ibu dan anak," ujar dia.
Melalui gedung baru RSTG itu, dapat mengakomodasi sejumlah kebutuhan, seperti ruang IGD, ruang radiologi, ruang rawat inap ruang laboratorium hingga farmasi yang terintegrasi serta dapat menunjang berbagai kebutuhan bidang lainnya dalam melayani pasien.
Baca juga: Dinkes catat 11.750 anak di Bengkulu terima vaksinasi polio
Baca juga: Bengkulu gelar gerakan aksi bergizi di sekolah, upaya cegah anemia pada remaja
Baca juga: Dinkes catat 11.750 anak di Bengkulu terima vaksinasi polio
Baca juga: Bengkulu gelar gerakan aksi bergizi di sekolah, upaya cegah anemia pada remaja
Direktur Direktur RSTG Kota Bengkulu drg Fitri Tiarsari Adriarti menerangkan anggaran Rp17 miliar berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
Anggaran tersebut untuk membangun empat gedung, seperti bangunan instalasi gawat darurat (IGD), gedung perawatan, gedung penunjang, dan gedung sarana.
Lokasi pembangunan gedung RSTG masih berada d bekas Terminal Sungai Hitam Kota Bengkulu, sedangkan untuk gedung lama yang saat ini untuk pelayanan tidak difungsikan.
Pihaknya juga melakukan penambahan alat kesehatan dengan menggunakan anggaran DAK fisik, sedangkan untuk tenaga kerja/SDM belum ada penambahan dan masih mengoptimalkan tenaga kesehatan yang ada saat ini berjumlah 92 tenaga kesehatan.